Loser Lover: Mencoba Lucu Tapi Gagal
Kayaknya film-film Thai yang baru jarang ada yang bisa sebagus pendahulunya. Dari beberapa terakhir yang saya tonton, ceritanya kurang nampol dan bahkan ada yang nggak banget, hahaha.. Terakhir yang saya tonton judulnya Loser Lover. Aktor cowonya tuh yang main di film Best of Time. Tapi di Loser Lover (LL) dia nggak pakai kacamata, dan rambutnya gondrong.
Saat menonton film Thai, yang saya harapkan tuh bisa terhibur lihat aktornya yang cakep, baju pemain ceweknya yang keren dan chic, serta jalan ceritanya yang manis banget. Tapi tiga faktor itu nggak saya dapet sama sekali di film LL!! Ouch.
Tau sendiri kan, cowok yang main di Best of Times (jadi dokter hewan itu, lho) kalah ganteng dari Mario Maurer. Udah gitu pemain ceweknya di sini nggak oke banget gaya bajunya. Oldies, dan mirip grandma, hahaha.. Kekecewaan saya dilengkapi dengan jalan cerita LL yang nggak jelas maunya apa. Untung ada si Tukkie (tahu kan bu guru centil di Crazy Little Thing Called Love?)
Cerita dibuka dengan adegan Suk ikut audisi bersama band-nya. Di sini Suk ketemu sama Ma Rong, cewek yang grupnya juga tengah mendaftar audisi. Dari pertama lihat, Suk langsung kesengsem sama Ma Rong. Dia pun dengan cerdiknya bisa dapet nomer telpon cewek itu.
Cerita bergulir dengan penolakan demi penolakan yang diterima grupnya Suk dan Ma Rong dalam sejumlah audisi. Di sisi lain, Suk mulai pedekate dengan Ma Rong, yang sepertinya dapat lampu hijau dari cewek itu. Namun belum sampai jadian, teman masa kecil Ma Rong datang. Cowok ini digambarkan perfect karena ganteng, kaya, lulusan sekolah luar negeri, dan udah mapan. Kayak langit-bumi lah dibandingin sama Suk :D
Sepertiga akhir film kita dijejali pertanyaan, apakah Ma Rong memilih Suk yang biasaaa banget, ataukah memilih teman masa kecilnya. Dan apakah Suk berhasil menang audisi? Sila lihat film yang berdurasi 110 menit ini, hehehe..
Film ini kayaknya pengen mengajarkan kita bahwa putus asa itu haram hukumnya. Kita juga dilarang minder dengan apa yang kita punya, karena yang terpenting bukanlah tampang cakep atau harta yang menggunung, tapi hati yang rupawan (hiyaaa.. rupawan).
Si sutradara film ini kayaknya mencoba untuk bikin kita ketawa. Tapi gagal. Saya sepanjang film sering nguap, dan berkali-kali saya tinggal beraktivitas lainnya. Tapi kalau Anda suka dengan gaya kocak Tukkie, nggak ada salahnya kok nonton LL. Yah, 6 lah nilainya :)
Saat menonton film Thai, yang saya harapkan tuh bisa terhibur lihat aktornya yang cakep, baju pemain ceweknya yang keren dan chic, serta jalan ceritanya yang manis banget. Tapi tiga faktor itu nggak saya dapet sama sekali di film LL!! Ouch.
Tau sendiri kan, cowok yang main di Best of Times (jadi dokter hewan itu, lho) kalah ganteng dari Mario Maurer. Udah gitu pemain ceweknya di sini nggak oke banget gaya bajunya. Oldies, dan mirip grandma, hahaha.. Kekecewaan saya dilengkapi dengan jalan cerita LL yang nggak jelas maunya apa. Untung ada si Tukkie (tahu kan bu guru centil di Crazy Little Thing Called Love?)
Cerita dibuka dengan adegan Suk ikut audisi bersama band-nya. Di sini Suk ketemu sama Ma Rong, cewek yang grupnya juga tengah mendaftar audisi. Dari pertama lihat, Suk langsung kesengsem sama Ma Rong. Dia pun dengan cerdiknya bisa dapet nomer telpon cewek itu.
Cerita bergulir dengan penolakan demi penolakan yang diterima grupnya Suk dan Ma Rong dalam sejumlah audisi. Di sisi lain, Suk mulai pedekate dengan Ma Rong, yang sepertinya dapat lampu hijau dari cewek itu. Namun belum sampai jadian, teman masa kecil Ma Rong datang. Cowok ini digambarkan perfect karena ganteng, kaya, lulusan sekolah luar negeri, dan udah mapan. Kayak langit-bumi lah dibandingin sama Suk :D
Sepertiga akhir film kita dijejali pertanyaan, apakah Ma Rong memilih Suk yang biasaaa banget, ataukah memilih teman masa kecilnya. Dan apakah Suk berhasil menang audisi? Sila lihat film yang berdurasi 110 menit ini, hehehe..
Film ini kayaknya pengen mengajarkan kita bahwa putus asa itu haram hukumnya. Kita juga dilarang minder dengan apa yang kita punya, karena yang terpenting bukanlah tampang cakep atau harta yang menggunung, tapi hati yang rupawan (hiyaaa.. rupawan).
Si sutradara film ini kayaknya mencoba untuk bikin kita ketawa. Tapi gagal. Saya sepanjang film sering nguap, dan berkali-kali saya tinggal beraktivitas lainnya. Tapi kalau Anda suka dengan gaya kocak Tukkie, nggak ada salahnya kok nonton LL. Yah, 6 lah nilainya :)
hmm saya pikir pemeran wanitanya berpakaian bagus
ReplyDeletejuga chemistry antara shudeket sama mayom jg cukup dapet
itu menurut saya :)