Friends with Benefits: 'TTM' is Suck

Kesan pertama nonton film ini adalah, OMG.. Nggak ada ide lain apa, hah? Jujur lama-lama eneg dengan cerita drama komedi romantis akhir-akhir ini yang so typical. Bagi yang udah nonton, tentu sadar. Friends with Benefits punya jalinan cerita yang 11-12 sama No String Attached :(

Yap! Untuk kesekian kalinya, masalah teman tapi mesra (TTM) diangkat jadi topik film drama. Bedanya FWB dengan NSA cuma pada kondisi ayah si tokoh utama yang diceritakan mengidap alzheimer. Selebihnya? Yah, diubah sedikit-sedikit, lah. Ibarat nulis berita, si FWB ini kloning dari NSA. Hehehe..

FWB bercerita soal Dylan (Justin Timberlake) yang bersahabat dengan Jamie (Mila Kunis). Mereka punya karakter yang bertolak belakang. Kalau Dylan adalah tipe cowok realistis yang menganggap sex seharusnya diperlakukan seperti permainan tenis (ouch!), Jamie adalah tipe cewek yang rada terobsesi punya kisah percintaan kayak di film romantis.

"Two people should be able to have sex like they're playing tennis. It is just a game. You shake hands and get on with your shit.." [Dylan]

"Gosh I wish my life was the movies sometimes.. You know, I never have to worry about my hair.. And then, when I'm at my lowest point, some guy would chase me down the street, pour his heart out, and we'd kiss.." [Jamie]


Tertarik satu sama lain, Dylan dan Jamie sepakat having sex. Tapi sebelumnya mereka membuat kesepakatan bahwa mereka nggak akan melibatkan emosi. It means, they had a great sex almost every single day without losing their friendship.

Semua awalnya berjalan mulus, sampai akhirnya ada miskomunikasi di antara mereka. Tanpa sengaja Jamie mendengar Dylan memberitahu kakaknya bahwa ia tak mungkin memacari Jamie. Alasannya? Karena Jamie cuma cewek kacau dan 'rusak'. Hal itu membuat Jamie tersinggung, dan akhirnya mulai menghilang dari hidup Dylan.

Then the drama started. Dylan akhirnya sadar dia udah sangat kehilangan Jamie. Dia pun memberi Jamie kejutan, dengan menempatkan perempuan itu dalam situasi seperti di film romantis, sesuai keinginan Jamie. Bisa ditebak lah ya, Jamie luluh akhirnya. Hahahaha.. Klasik banget.

Jadi kesimpulannya, film ini menurut saya biasaaaaa banget. Nggak ada yang touchy. Plus dialog antartokohnya entah kenapa hambar dan cethek. Nggak ada humor-humor menyenangkan yang biasanya ada di drama komedi.

Yang lumayan menghibur adalah endingnya, saat Dylan berlutut di hadapan Jamie. Saya awalnya ngira Dylan sedang melamar Jamie sebagai istrinya. Ternyata enggak. "Would you be my friend again?" begitu tanya Dylan (padahal Jamie sudah GR).

"So where will we go now?" Jamie asked.
"Have a first date!" Dylan answered.


Yang saya dapat setelah menonton film ini adalah bahwa memang status TTM itu bohong dan munafik banget kalau nggak ada salah satu pihak yang merasa jatuh cinta pada pihak lainnya. Oke, saya percaya itu. Tapi yang harus selalu diingat adalah bahwa TTM beda dengan persahabatan.

Saya tipe yang percaya kalau cowok-cewek bisa bersahabat tanpa salah satunya harus jatuh cinta. Ya karena memang persahabatan itu tidak mengenal jender. Saya justru sedih melihat orang yang bawaannya curiga melulu sama cowok-cewek yang bersahabat. Walau memang, ada beberapa kawan yang patut dicurigai karena menyembunyikan perasaannya di balik selimut persahabatan. Hahaha..

Comments

Popular Posts