Move On !
Sabtu malam lalu, saya sengaja bikin status galau yang isinya curcol abis, hehe.. Ini nih status yang saya lempar ke jagat maya sekitar pukul 17.30 sore, 24 September 2011:
"Forget our memories. Forget our possibilities. I don't need you anymore."
Apakah ada yang menganggap status itu nggak galau? :p Beragam komen pun saya dapat. Salah satunya dari Icha, reporter Kompas.com. "Kamu sengaja bikin status galau biar dikomen ya?" kata dia, kayaknya heran banget lihat saya tumben-tumbenan galau.
Wah.. Beneran deh, ada ya yang nggak percaya saya bisa galau? Hehe... Padahal status itu bener-bener sedang saya rasakan, lho..
Fyi, orang dari masa lalu saya memang sempat datang lagi beberapa waktu lalu. Dan dia bisa-bisanya melakukan banyak hal manis pada saya, yang nggak biasanya dia lakukan. Sempat sih, agak shock dengan perubahan itu.
Tapi nggak tahu kenapa, saya merasa yakin untuk tidak kembali padanya. Mungkin saya sudah capek, atau mungkin saya sudah disadarin Tuhan. Saya pun belakangan akhirnya memperajin shalat hajat dan berdoa (eaaaa.. begini deh kalau ada maunya, hihihi..).
Saya nggak to the point meminta Allah memberi saya cowok oke yang menyenangkan, smart, dan rajin shalat (walau mau banget kalau dikasih yang begitu). Tapi saya cuma berdoa agar hati saya ditenangkan.
So, that's true, buddies. I really wanna forget the memories and possibilities between me and him. Enough is enough. Saya ingin bertemu dengan orang baru..
"Forget our memories. Forget our possibilities. I don't need you anymore."
Apakah ada yang menganggap status itu nggak galau? :p Beragam komen pun saya dapat. Salah satunya dari Icha, reporter Kompas.com. "Kamu sengaja bikin status galau biar dikomen ya?" kata dia, kayaknya heran banget lihat saya tumben-tumbenan galau.
Wah.. Beneran deh, ada ya yang nggak percaya saya bisa galau? Hehe... Padahal status itu bener-bener sedang saya rasakan, lho..
Fyi, orang dari masa lalu saya memang sempat datang lagi beberapa waktu lalu. Dan dia bisa-bisanya melakukan banyak hal manis pada saya, yang nggak biasanya dia lakukan. Sempat sih, agak shock dengan perubahan itu.
Tapi nggak tahu kenapa, saya merasa yakin untuk tidak kembali padanya. Mungkin saya sudah capek, atau mungkin saya sudah disadarin Tuhan. Saya pun belakangan akhirnya memperajin shalat hajat dan berdoa (eaaaa.. begini deh kalau ada maunya, hihihi..).
Saya nggak to the point meminta Allah memberi saya cowok oke yang menyenangkan, smart, dan rajin shalat (walau mau banget kalau dikasih yang begitu). Tapi saya cuma berdoa agar hati saya ditenangkan.
So, that's true, buddies. I really wanna forget the memories and possibilities between me and him. Enough is enough. Saya ingin bertemu dengan orang baru..
Comments
Post a Comment