One Day: Perjalanan Hati Bukannya Tanpa Risiko

"You can live your whole life not realizing that what you're looking for is right in front of you.." (David Nicholls).

Dexter dan Emma pertama kali bertemu saat perpisahan SMA, 15 Juli 1988. Dalam kondisi sama-sama mabuk, keduanya nyaris bercinta di rumah Emma. Kondisi yang serba canggung --Emma sudah telanjur melepas pakaian dan gosok gigi, sementara Dexter malah memakai pakaiannya kembali-- justru jadi awal kedekatan mereka sebagai sahabat.

Yang belum membaca novel karya Nicholls, mungkin agak bingung dengan alur yang serba tanggung. Cepat enggak, lambat juga enggak. Saya pun dibuat menerka-nerka, kenapa tiba-tiba suatu hari di tahun 1989, tepatnya tanggal 15 Juli, mereka kembali bertemu. Setelah browsing, saya baru tahu kalau ternyata Dexter dan Emma sepakat kencan setahun sekali, tiap tanggal 15 Juli. Itulah mengapa novel ini berjudul One Day :p

Film ini kemudian mengajak kita menikmati reuni tahunan Emma dan Dexter secara cepat, namun dengan ritme cerita yang lambat. Saya paham sih, mungkin sutradaranya juga bingung, gimana cara menyajikan 20 tahun perjalanan hati Dexter dan Emma dalam durasi 90 menit saja. So far so good, sih. Yang mengganggu adalah wajah Emma (Anne Hathaway) dan Dex (Jim Sturgess) yang nggak berubah selama belasan tahun. Hihihi..


Emma diceritakan sebagai sosok yang agak serius, menyenangkan, dan pintar. Sedangkan Dex adalah anak orang kaya yang ganteng, modis, dan sering gonta-ganti pacar. Dalam sebuah pertemuan, Emma akhirnya mengaku, saat sekolah dia naksir Dex. "Before we spoke even, i had a crush on u. It is ridiculous, i know," kata dia.

Mendengar "pengakuan dosa" itu, Dexter tersenyum. Ia mengaku sudah sejak lama menyadari perasaan Emma. Tapi dia pikir, lebih nyaman jika keduanya menjalin hubungan sebagai sahabat. Hal itu disetujui Emma. "I'm not taking chances with our friendship. No flirting," ujarnya, disambut lirikan nakal Dexter (fyi, Sturgess ganteng banget di sini. Sepanjang film dia nggak pernah tampak jelek.. Hehe..).

Someday, Dexter memutuskan untuk menikah dengan seorang perempuan cantik, yang sedang mengandung anaknya. Kabar ini disambut baik oleh Emma, dalam perbincangan intim keduanya di balkon sebuah gedung. Tentunya saat itu tanggal 15 Juli *tahunnya saya lupa.
Saya suka banget bagian ini. Terlihat sekali bagaimana Dex sebenarnya sangat menyayangi Emma, tapi di saat yang bersamaan dia juga menyukai perempuan lain. Yang menyesakkan adalah saat Emma hanya mampu berkata "I miss you, Dex.." dan dijawab hal yang sama oleh Dexter. Ouch.

Tahun demi tahun bergulir, kejadian demi kejadian silih berganti mengubah kehidupan Emma dan Dexter. Emma diceritakan sudah sukses sebagai penulis fiksi. Sedangkan Dexter yang sebelumnya artis, kini sudah beralih profesi sebagai karyawan supermarket (kalau saya nggak salah tangkep lho ya.. Hahaha). Ia juga sudah punya seorang putri yang sangat lucu.

Dexter yang malang, sang istri ternyata berselingkuh dengan lelaki lain (bodohnya nyelingkuhin lelaki setampan Dexter!). Keduanya akhirnya memutuskan bercerai, dan Dexter, seperti yang sudah kita duga, mencari Emma. Sayang seribu sayang, Emma ternyata sudah punya gandengan. Seksi pula. Keren pula. Namanya Jean Pierre, lelaki Prancis yang berprofesi sebagai pianist jazz.

Melihat "saingannya" nearly perfect begitu, Dexter ngeper. Ia akhirnya hanya menyampaikan isyarat pada Emma, bahwa ia sebenarnya ingin bersama Emma, tapi sadar tak punya kesempatan. Namanya juga cinta (halah) Emma pun akhirnya luluh pada "sahabat"-nya itu. Pacarnya dia tinggalkan, demi bisa bersama Dex.

So, apakah film ini berakhir bahagia? Bisa iya, bisa enggak. Hohoho.. Sok misterius deh, saya. Tapi saya suka endingnya yang mmmm.. Nggak memaksakan. *bocor :p Dan well. Ini adalah film kesekian yang menyebalkan, karena menunjukkan perempuan dan lelaki nggak bisa bersahabat tanpa recokan cinta. Kayaknya perlu deh, ada sutradara yang membuat antitesisnya. Hehehe..

Oh ya, saya ingat dua kalimat dalam film ini. "I wonder how many rules we broke", dan "I'm just feeling better when you're around..". Nggak bagus sih, kalimatnya. Tapi bisa merangkum ide cerita One Day. Selamat menonton, ya :)

Comments