Paranormal Activity 3: Uji Nyali di Rumah Sendiri
Nggak tahu setan mana yang berbisik di telinga saya. Tiba-tiba aja Sabtu malam lalu saya pengin nonton Paranormal Activity 3. Namanya kebetulan, pas buka tempo.co, ada resensinya Mbak Nila soal film itu. Langsung deh saya makin penasaran.
Sebenarnya Sabtu kemarin saya piket malam. Makanya saat buka cineplex21.com, saya cuma cari jadwal yang midnite. Tekad saya, kalau ada tiket midnight yang murah, malam itu juga saya harus nonton! Pucuk dicinta ulam pun tiba, saya nemu tiket yang lumayan murah. HTM di Hollywood KC Rp 25 ribu, atau separuh harga nonton saat weekend.
Saya pun ngajakin orang-orang kantor yang kebetulan juga lagi piket. Gusti dan Martha setuju. Sementara yang lain nggak mau dengan alasan mayoritas takut. Hihihi.. Saya sih padahal sok berani doang. Dalem hati mah sebenarnya ngeper, cong. Apalagi saya penakut banget orangnya. Nggak nonton film horor aja udah hobi merinding nggak jelas.
Ternyata banyak juga ya yang nonton Paranormal Activity 3. Hampir seruangan bioskop full. Nggak tahu apakah emang ini bioskop yang dituju karena HTM nya murah, hihi.. Di dalam, Gusti duduk di kursi paling pojok kiri. Lalu di sebelahnya adalah saya, dan Martha di sebelah saya. Belum apa-apa, Gusti udah megang-megang selendangnya. Kayaknya itu selendang bakal jadi hijab yang nutupin muka dia sepanjang film, hehe
So here we go. PA3 berkisah tentang keluarga Julie dan Dennis yang baru aja pindah ke rumah bersama dua putri kecil mereka, Katie dan Kristy. Semua seolah berjalan sempurna saat si bungsu Katie mengaku punya ”teman” bernama Toby. Dennis dan Julie awalnya nggak percaya dengan cerita-cerita Katie soal teman gaibnya itu. Sampai suatu ketika, mereka menyadari sendiri ada yang janggal di rumah itu.
Dennis yang bekerja sebagai videografer pun mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dua kamera candid kemudian dia pasang di kamar tidurnya dan kedua putrinya. Ternyata hasilnya mencengangkan. Katie tertangkap kamera bangun tengah malam dan bicara dengan Toby yang tak jelas wujudnya.
Sayang, Katie tak mau jujur dan menceritakan isi pembicaraannya dengan Toby. "Kalau aku cerita padamu, aku tak akan selamat," begitu seingat saya jawaban Katie kepada Dennis. Bapak tirinya itu akhirnya mengalah, dan memutuskan untuk menambah kamera di ruang utama. Lagi-lagi adegan mistis tertangkap kamera.
Dennis pun shock. Apalagi Kristy kemudian dikerjai habis-habisan oleh Toby lantaran tak percaya sosok gaib itu ada. Sialan deh, kejadian demi kejadian yang dialami Kristy membuat bulu kuduk saya berdiri dan jantung saya deg-degan banget. Sampai sekarang bahkan saya nggak bisa lupa betapa menyeramkannya perlakuan Toby pada Kristy. Dan yang lucu, salah seorang penonton cowok sampai teriak, "Kapooook, kapook!" saat di dalam bioskop. Hahahahaha..
Setelah semua keanehan terjadi, keluarga Dennis kemudian memutuskan pindah ke rumah Lois, Ibu Julie. Ternyata oh ternyataaaa.. Di sana.. Stop. Saya enggak mau menceritakan lebih lanjut. Pokoknya sepanjang nonton saya sering banget narik jilbab untuk nutupin muka. Beuhh.. Bikin merinding gila emang film ini. Sumpah serem, sumpaaaah..
Akting para aktor film ini bisa dibilang biasa aja, kecuali pemeran Katie yang tampil cemerlang. Sinematografi juga nggak spesial-spesial amat. Tak seperti film horor lainnya, PA3 nggak menggunakan efek suara yang mistis ataupun menakutkan. Sama sekali nggak. Meski begitu, sutradara Henry Joost dan Ariel Schulman mampu membuat kita ketakutan terus dan terus sejak awal sampai akhir. Puncaknya adalah di sepertiga akhir film, saat kita bahkan dibuat tidak nyaman duduk di kursi :`(
Saya nggak bisa membandingkan tingkat ketegangan dan kengerian film ini dibanding dua film PA sebelumnya, karena saya belum nonton PA1 maupun PA2. Yang jelas film ini mampu membuat saya gelisah di kosan sendirian, merasa diawasi oleh seseorang, dan sensitif dengan setiap pergerakan benda apapun di sekitar.. Hiiiii...
Sebenarnya Sabtu kemarin saya piket malam. Makanya saat buka cineplex21.com, saya cuma cari jadwal yang midnite. Tekad saya, kalau ada tiket midnight yang murah, malam itu juga saya harus nonton! Pucuk dicinta ulam pun tiba, saya nemu tiket yang lumayan murah. HTM di Hollywood KC Rp 25 ribu, atau separuh harga nonton saat weekend.
Saya pun ngajakin orang-orang kantor yang kebetulan juga lagi piket. Gusti dan Martha setuju. Sementara yang lain nggak mau dengan alasan mayoritas takut. Hihihi.. Saya sih padahal sok berani doang. Dalem hati mah sebenarnya ngeper, cong. Apalagi saya penakut banget orangnya. Nggak nonton film horor aja udah hobi merinding nggak jelas.
Ternyata banyak juga ya yang nonton Paranormal Activity 3. Hampir seruangan bioskop full. Nggak tahu apakah emang ini bioskop yang dituju karena HTM nya murah, hihi.. Di dalam, Gusti duduk di kursi paling pojok kiri. Lalu di sebelahnya adalah saya, dan Martha di sebelah saya. Belum apa-apa, Gusti udah megang-megang selendangnya. Kayaknya itu selendang bakal jadi hijab yang nutupin muka dia sepanjang film, hehe
So here we go. PA3 berkisah tentang keluarga Julie dan Dennis yang baru aja pindah ke rumah bersama dua putri kecil mereka, Katie dan Kristy. Semua seolah berjalan sempurna saat si bungsu Katie mengaku punya ”teman” bernama Toby. Dennis dan Julie awalnya nggak percaya dengan cerita-cerita Katie soal teman gaibnya itu. Sampai suatu ketika, mereka menyadari sendiri ada yang janggal di rumah itu.
Dennis yang bekerja sebagai videografer pun mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dua kamera candid kemudian dia pasang di kamar tidurnya dan kedua putrinya. Ternyata hasilnya mencengangkan. Katie tertangkap kamera bangun tengah malam dan bicara dengan Toby yang tak jelas wujudnya.
Sayang, Katie tak mau jujur dan menceritakan isi pembicaraannya dengan Toby. "Kalau aku cerita padamu, aku tak akan selamat," begitu seingat saya jawaban Katie kepada Dennis. Bapak tirinya itu akhirnya mengalah, dan memutuskan untuk menambah kamera di ruang utama. Lagi-lagi adegan mistis tertangkap kamera.
Dennis pun shock. Apalagi Kristy kemudian dikerjai habis-habisan oleh Toby lantaran tak percaya sosok gaib itu ada. Sialan deh, kejadian demi kejadian yang dialami Kristy membuat bulu kuduk saya berdiri dan jantung saya deg-degan banget. Sampai sekarang bahkan saya nggak bisa lupa betapa menyeramkannya perlakuan Toby pada Kristy. Dan yang lucu, salah seorang penonton cowok sampai teriak, "Kapooook, kapook!" saat di dalam bioskop. Hahahahaha..
Setelah semua keanehan terjadi, keluarga Dennis kemudian memutuskan pindah ke rumah Lois, Ibu Julie. Ternyata oh ternyataaaa.. Di sana.. Stop. Saya enggak mau menceritakan lebih lanjut. Pokoknya sepanjang nonton saya sering banget narik jilbab untuk nutupin muka. Beuhh.. Bikin merinding gila emang film ini. Sumpah serem, sumpaaaah..
Akting para aktor film ini bisa dibilang biasa aja, kecuali pemeran Katie yang tampil cemerlang. Sinematografi juga nggak spesial-spesial amat. Tak seperti film horor lainnya, PA3 nggak menggunakan efek suara yang mistis ataupun menakutkan. Sama sekali nggak. Meski begitu, sutradara Henry Joost dan Ariel Schulman mampu membuat kita ketakutan terus dan terus sejak awal sampai akhir. Puncaknya adalah di sepertiga akhir film, saat kita bahkan dibuat tidak nyaman duduk di kursi :`(
Saya nggak bisa membandingkan tingkat ketegangan dan kengerian film ini dibanding dua film PA sebelumnya, karena saya belum nonton PA1 maupun PA2. Yang jelas film ini mampu membuat saya gelisah di kosan sendirian, merasa diawasi oleh seseorang, dan sensitif dengan setiap pergerakan benda apapun di sekitar.. Hiiiii...
Comments
Post a Comment