Wisata Pangandaran, Day 2: Pantai Batu Karas & Batu Hiu
Hari kedua di Pangandaran adalah saat yang saya tunggu-tunggu. Sesuai itinerary yang dibikin Muti, hari kedua akan kami isi dengan berperahu di Green Canyon (Cukang Taneuh) dan body rafting di sana. Sudah terbayang di depan mata, hijaunya air Green Canyon, dan serunya memasrahkan diri mengikuti alir arus deras sungai di sana. So, dengan semangat 45, Sabtu pagi itu saya menyiapkan perlengkapan bermain.
Bayangan indah itu mendadak kabur saat teman Pepski dan teman saya, Iboy, BBM mengabarkan Green Canyon ditutup! Berita buruk itu kalau di komik-komik, pasti udah bikin tokohnya kejang-kejang. Gelaaaaa, moso sih Green Canyon tutup? Apa kata orang tua dan adek-adek saya yang sudah menantikan pose-pose cantik saya di sana?
Masih nggak percaya, kami pun memutuskan melanjutkan perjalanan ke Green Canyon. Dalam perjalanan selama sekitar 1 jam dari Pantai Barat (perjalanannya lama karena kondisi jalan sangat jelek dan rusak parah), kami akhirnya mulai putar otak memikirkan Plan B. Tak lupa, saya terus BBM-an dengan Iboy untuk asupan info soal Green Canyon.
Ternyata Iboy nggak bohong. Sampai sana, ada papan pengumuman yang menuliskan pemberitahuan soal Green Canyon yang sementara ditutup. Alasannya, sungai sedang tak bersahabat karena baru saja kelimpahan air dari hulu. Warna airnya pun otomatis tak lagi hijau, melainkan coklat ::cry::
Iboy pun menyarankan kami untuk rafting di sungai lain, yang jarak tempuhnya 500meteran. Tapi teman-teman kayaknya nggak tertarik, dengan alasan jaraknya kependekan (gaya bener dah). Kami pun akhirnya minta nomer hape salah satu guide bernama Kang Dede, untuk minta informasi jika tiba-tiba Green Canyon bisa beroperasi.
Hasil musyawarah mufakat, kami memutuskan untuk menuju Pantai Batu Karas. Dari cerita sejumlah teman yang sudah ke sana, pantai itu sangat keren dan punya ombak yang asyik buat surfing. Saya sih nggak bisa surfing, ya. Jadi mo ombaknya bagus atau nggak, nggak ada pengaruhnya juga buat saya. Huehehe..
Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 20 menit, sampai juga kami di Batu Karas. Ternyata memang pantainya oke punya. Anginnya kencang, ombaknya mantap, dan view tebing-tebingnya cantik banget. Sayang, siang itu Batu Karas ramai banget. Mungkin ekses Green Canyon ditutup, sehingga pada beralih ke Batu Karas.
Saya dan Iboy di Pantai Batu Karas |
Layaknya pantai, ada banyak permainan air yang ditawarkan Batu Karas. Mulai dari butterfly, banana boat, dan UFO. Lagi-lagi kami berunding dulu untuk memilih mau main apa siang itu. Dan... Pilihan jatuh pada butterfly. Akakakakak :D mampus deh, gue!
Fyi, saya adalah pecinta pantai dan laut yang paling cemen. Errrr.. 100 persen hal itu disebabkan karena saya tidak bisa berenang. Jadi selama ini, kalau saya ke pantai, yang bisa saya lakukan hanyalah kecipak-kecipak di pantai, duduk nggak jelas sambil main pasir, dan menyusuri pantai dari ujung ke ujung. That's all :)
So, saat anak-anak memutuskan nge-butterfly, saya langsung deg-deg ser. Kalau yang belum tahu, butterfly itu sejenis permainan yang akan membawa kamu menerjang ombak dengan kecepatan tinggi (untuk ukuran laut, ye.. Bukan di jalan tol), dan melemparkan kamu ke ombak di tengah laut. Nah lo!
Kami bersembilan, plus tiga teman Pepski, akhirnya dibagi dua kloter. Saya ada di kloter kedua bersama Adis, Agam, Muti, Radi, dan Dika. Sok iye, saya memilih duduk paling depan-atas. Satu menit, dua menit di laut, saya udah mulai teriak heboh. Ampuuuun, asyik banget sensasi terpaan anginnya. Ahahahaha..
Yang parah itu, butterfly kami enggak jatuh-jatuh doooong.. Padahal sebelumnya, saya lihat butterfly rombongan lain dikit-dikit jatuh dan orang-orangnya kecemplung ke laut. Saya pun curiga, butterfly kami nggak kuat buat ngejomplangin kami berenam yang badannya "berbobot" semua. Hehe..
Saat yang (tak) ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan penuh dendam, sopir butterfly menjungkirbalikkan kami berenam ke laut. Damn! Sialnya, kami nggak dibriefing dulu gimana cara jatuh yang benar ke laut. Alhasil, kami pun jatuh dengan posisi yang sangat tidak nyaman. Langsung menampar ombak yang tengah dahsyat menerjang. Ouch!
Setelah sukses menepi ke pantai, saya pun langsung duduk menenangkan diri. Sial, bayar mahal Rp 45 ribu hanya untuk dibanting ke ombak, hehehe.. Tapi saya kayaknya agak mending jika dibandingkan Muti. Dia kayaknya yang paling tersiksa karena jatuh menampar ombak duluan. Sabar ya, Muti.. *ngurut kaki*
Kelar main di Batu Karas, kami cari makan di sebuah warteg (Rp 9 ribu untuk lauk telur balado, kering tempe, dan es teh). Baru setelah itu kami lanjut main ke Batu Hiu, sesuai rekomendasi Iboy dan Mbak Nila. Di perjalanan pulang, kami udah panik banget melihat langit. Mendung, cuy! Waduh, alamat besok Green Canyon belum bisa buka, nih..
Perjalanan Batu Karas-Batu Hiu sekitar 20 menit. Sampai sana, langit semakin gelap. Tapi karena merasa sayang kalau nggak mencicipi Batu Hiu, kami pun nekat berbasah-basah ria demi bisa alay dan narsis di depan kamera Mas Radi:)
Batu Hiu itu semacam view point yang sangat oke untuk foto-foto. Yang disuguhkan juga nggak main-main, yakni laut lepas dan gemulung ombak, serta karang-karang angkuh yang mengingatkan saya pada Tanah Lot. Cantik banget, lah..
Menjelang sore, kami memutuskan pulang ke penginapan. Baru malamnya, sekitar 20.30, kami keluar lagi untuk pesta seafood. Capek, kenyang, tapi puas. What a great day. See you tomorrow at Green Canyon :D
Pantai Barat Pangandaran |
Comments
Post a Comment