Intermezzo #2
aku tak bisa menyederhanakan rindu, seperti yang dilakukan ibu
tak pula bisa menyulapnya jadi puisi, yang penuh peluh dan mendera pagi
aku hanya bisa mengumpulkan kepingan jejakmu, yang berteriak
semakin riuh, semakin gaduh,
hingga akhirnya yang kudapati cuma serangkaian ruangan,
tanpa pintu.
tak pula bisa menyulapnya jadi puisi, yang penuh peluh dan mendera pagi
aku hanya bisa mengumpulkan kepingan jejakmu, yang berteriak
semakin riuh, semakin gaduh,
hingga akhirnya yang kudapati cuma serangkaian ruangan,
tanpa pintu.
Comments
Post a Comment