Intermezzo #3
Putih hijau,
kelopak jatuh di pundakmu
lalu tersapu,
waktu kau merekam nafas yang memenuhi rongga malam itu
Jemari-jemarimu beradu
Seperti ranting yang menyulam pohon kamboja layu
Tak ada tatap mata,
Apalagi kecupan
Cuma gerigi kukumu yang mengintip dari sela tatapan bulan,
dan aku menunggu
Tak ada erang kata,
Apalagi pelukan.
Cuma selembar kertas kosong,
dan aku menunggu
kelopak jatuh di pundakmu
lalu tersapu,
waktu kau merekam nafas yang memenuhi rongga malam itu
Jemari-jemarimu beradu
Seperti ranting yang menyulam pohon kamboja layu
Tak ada tatap mata,
Apalagi kecupan
Cuma gerigi kukumu yang mengintip dari sela tatapan bulan,
dan aku menunggu
Tak ada erang kata,
Apalagi pelukan.
Cuma selembar kertas kosong,
dan aku menunggu
Comments
Post a Comment