Review Album Gugun Blues Shelter: Soul Shaker


Trio Gugun Blues Shelter tak memungkiri mesti mati-matian meracik resep baru untuk album baru mereka, Soul Shaker. Mereka emoh melulu mengolah formula yang sama, yang ujung-ujungnya membuat penggemar kecewa. Apalagi Soul Shaker adalah album ketujuh yang hadir dalam tahun kesepuluh Gugun Blues Shelter berkarya.

Gugun (vokal dan gitar), Joni (bas), dan Bowie (drum), akhirnya sepakat membuat Soul Shaker lebih "sederhana" dan ngepop dibanding album sebelumnya. Durasi lagu-lagunya pun kini cenderung pendek. "Bagan-bagannya seperti pop, lah. Cuma tetap musik kami," kata Bowie.

Menurut Bowie, kali ini Gugun Blues Shelter memilih berkompromi dengan pasar, namun tak meninggalkan kekhasan musik mereka. Mereka pun mencoba mengusung funk, motown, soul blues, heavy rock, juga progresif. Sentuhan baru itu tak cuma membuat Soul Shaker segar, tapi juga terdengar lebih "muda".

Gugun dkk juga mendengarkan kembali lagu-lagu band AC/DC, Deep Purple, Van Halen, dan Led Zeppelin. Merekalah yang menyumbang ide rock klasik untuk Soul Shaker. Gugun menilai, pengaruh band-band itu membuat beberapa bagian Soul Shaker mirip karya musisi tahun 1980-an.

Membuat Soul Shaker jadi semacam toko serba ada berawal dari kekhawatiran Gugun Blues Shelter terjebak dalam gaya blues konvensional yang monoton. Gugun mengatakan, meski grup mereka berlabel "blues", namun mereka tak ingin diidentikkan publik dengan blues saja. Ia sendiri merasa jenuh, selama bertahun-tahun membuat riff gitar yang begitu-begitu saja.

"Makanya sekarang kami kami mengincar big riffs. Kami enggak mau harus blues, karena merasa banyak yang bisa dieksplor. Jadi di album ini hard rock ada, progresif rock yang rush boleh juga," ujar Gugun.

Mengeksplorasi ragam musik di luar blues diakui Bowie yang bergabung dengan Gugun dkk pada 2008, sulit. "Tapi sejak awal kami bertekad menyelesaikan album ini karena (Soul Shaker) semacam amunisi, dan ya, akhirnya selesai juga," ujarnya. Disebut amunisi karena rencananya Soul Shaker akan dibawa dalam tur mereka di Amerika Serikat, tahun depan.

Soul Shaker yang rencananya dipasarkan di Amerika Serikat oleh Grooveyard Records, terdiri dari sebelas lagu berbahasa Inggris. Liriknya ada yang berisi curhatan personil Gugun Blues Shelter, ada pula yang bermuatan kritik sosial.

Lagu Slave to the Nation misalnya, terinspirasi kehidupan masyarakat urban di Jakarta yang saban hari menghadapi macet. Gugun mengaku iba melihat mereka sudi berpeluh dikepung macet demi mencari nafkah. "Mereka yang ada di balik kaca mobil itu seperti slave to the nation, budak negara. Ada perasaan kasihan melihatnya," kata lelaki berambut panjang itu.

Sedangkan lagu Captain Morgan berkisah soal engineer Gugun Blues Shelter dalam tur enam kota di Amerika Serikat, 2012 silam. Sang engineer, Jono menceritakan, suatu ketika nekat menenggak rum Captain Morgan empat shot begitu bangun pagi. Efeknya? Sang engineer langsung diare hingga tiga hari berikutnya.

Gugun Blues Shelter juga membuat lagu "iseng" berjudul Funk #2. Dalam lagu sekual Funk #1 ini, Jono sang lirikis membuat lirik yang ritmis, namun antarkalimat-nya "tak nyambung". Jangan heran kalau liriknya ngaco, dan sedikit nakal. Kata Gugun, ialah yang menyarankan Jono untuk membuat lirik yang random.

Usul usil itu ternyata disambut Jono dengan semangat. Lelaki asal Inggris itu pun berseloroh, bukan cuma The Beatles lewat lagu Lucy In The Sky With Diamonds yang bisa membuat lirik ngawur. "Tapi sebenarnya ini karena kami kehabisan ide saja sih, ha-ha-ha.."

Belum juga memulai tur untuk Soul Shaker, Gugun Blues Shelter kini sudah menyiapkan album berikutnya. Materi album kedelapan yang bakal dirilis tahun depan itu disebut Bowie sedang mereka masak. "AC/DC, James Brown, dan Rolling Stone, karirnya lama. Jadi kami optimistis sampai keriput dan ubanan pun kami masih bermusik," ujar Jono.

Judul: Soul Shaker
Musisi: Gugun Blues Shelter
Label: Demajors
Rilis: Oktober 2013

ISMA SAVITRI | sudah dimuat di @korantempo

Comments