Haiya, Belanja Gila di Little India dan Chinatown Singapura!

Sari warna-warni. Lagu bernada rancak namun kadang mendayu, sendu. Bindi menghias dahi dan gemericik gelang logam serupa pelangi. Itu yang ada di pikiran saya soal India. Selain Bollywood dan aktor-aktor gantengnya tentu saja.

Karenanya saat diajak ke Little India Singapura alih-alih ke Gardens By The Bay, saya menurut saja. Siapa tahu ketemu siapaaaa gitu di sana. Josh Abraham kek, Amir Khan kek. Halah ngarep.

Dari Geylang, kami naik MRT menuju stasiun Little India. Kebetulan stasiun MRT tak jauh dari lokasi pertokoan dan Serangoon Road yang populer itu. Hanya perlu berjalan kaki 100 meteran, sampai deh. Sebagai “India mini”, Little India jauh lebih tertib dan teratur dibandingkan di “India asli”. Di Little India, kita akan jarang mendengar bunyi klakson mobil, atau kegaduhan lalu lintas lainnya.

Namun bayangan saya soal India, ada seluruhnya di sana. Little India adalah tempat yang cocok untuk Anda yang mencari tempat cantik untuk foto-foto (banyak bangunan aduhai di sana), kuliner, serta belanja di Singapura. Di sana, banyak sekali kedai makanan yang tak cuma menjajakan kuliner India, tapi juga Melayu dan masakan khas Tionghoa. Harganya pun tergolong tak mahal, karena kebanyakan kedai di sana tak mewah. Ya...di bawah Sin$ 5 lah kira-kira.





Siang itu, kami menyusuri pasar basah yang lokasinya tepat di seberang Serangoon Road. Di pasar itulah saya menemukan “India”. Tak cuma sayur dan ikan yang mereka jual, tapi juga karangan bunga, bumbu rempah, dan daging segar. Hmmmh.. bau wangi rempah dan "khas India" di mana-mana. Yang asyik, lagu India yang heboh dan berisik itu terputar terus sepanjang jalan. Asli, kadang bikin saya enggak tahan untuk enggak goyang atau sekadar ikutan nyanyi. Apalagi siang itu yang diputar adalah lagu Main Hoon Na- filmnya Shahrukh Khan, yang asyik buat dinyanyiin. Hihi

Little India terdiri atas beberapa gang sempit yang panjang. Di gang-gang itu banyak kios pernak-pernik yang bikin saya ngiler. Harganya tergolong murah lah untuk kelas Singapura, haha. Kebanyakan dibanderol Sin$ 10 untuk tiga buah barang. Buat yang doyan belanja, gang di Little India adalah surganya. Mulai dari gelang, kalung, jam, bandana, tas, alat rias wajah, minyak wangi, minyak pijat ayurveda, dupa, ada semua di sana.

Banyak juga kios kain yang menjual sari-sari indah. Karena malas ke Mustafa Centre, tempat belanja 24 jam yang tersohor dan kerap jadi rekomendasi itu, kami pun fokus lirak-lirik di kios kain. Banyak yang oke dan lagi diskon, hingga hanya seharga Rp 100 ribu kalau dihitung pakai rupiah. Tapi ingat betapa banyaknya kain di rumah, kami urung membeli. Mau beliin ibu dua-duanya, ragu juga takut terlalu norak warnanya.

Pasar di Little India. Mas, pilih terong yang berapa senti, Mas? Wkwkwk




Yang saya sayangkan dari Little India adalah....uhuk. Saya enggak ketemu mas-mas India seksi di sana. Bukan bermaksud rasis, tapi yah emang enggak ada yang semacam Shahrukh Khan atau Hrithik Roshan gitu. Yang ada di sana adalah mas-mas hitam manis berkumis (well, ada yang tahu kenapa kebanyakan cowok India berkumis? Saya sungguh penasaran, hihi..).

Kelar dari Little India, kami melanjutkan perjalanan ke Chinatown, dengan menggunakan MRT lagi. Benar kata banyak orang yang menyebut tempat ini bikin kalap belanja karena pernak-perniknya lucuuuuu banget. Yeah, begitu keluar dari Stasiun MRT Chinatown, kewarasan saya semacam menguap. Gilaaa, banyak banget barang cantik dan pernak-pernik panda di sana. Gantungan kunci, tempelan kulkas, boneka, dompet koin, dsb. Tidaaaaakkkkk..!





Semula, di Chinatown kami sudah niat mau singgah ke sejumlah ikon seperti kuil Hindu -Sri Mariamman Temple- dan lain-lain. Tapi karena ketemu barang-barang mungil menyenangkan ituuuuu, kami pun gelap mata. Huahahaha.. Saya sudah berusaha menahan diri. Tenang Pitri, tenang.. Kalem. Selow. Tapi... GAGAL. Di sanalah kami membeli SEJUMLAH barang. Pokoknya yah, siap-siap aja gemes enggak jelas setiap melangkahkan kaki di jalanan Chinatown! Aaaaaaargh *uwel-uwel baju*

Dalemnya Sri Mariamman Temple
Gopuram Sri Mariamman Temple

Setelah kesadaran kembali pulih, kami pun menyambangi Sri Mariamman Temple yang lokasinya tepat di ujung jalanan Chinatown. Kuil itu bergaya Dravidian, yang punya gopuram atau pintu masuk berukiran sangat indah. Gopuram itu terdiri atas enam tingkat yang dihiasi ornamen warna-warni berbentuk dewa-dewa Hindu. Berjalan ke arah kiri dari Chinatown, kami kemudian menemukan Masjid Jamek, yang bangunannya didominasi warna hijau tua dan putih.

Numpang ngintip Masjid Jamek doang
Untuk alternatif, Little India dan Chinatown menarik dieksplorasi, apalagi untuk kalian yang suka belanja murah. Untuk wisata budaya pun menarik, karena keduanya adalah bagian dari “dunia mini” Singapura, yang etnis penduduknya beragam seperti kita. Dua daerah itu juga menyuguhkan atmosfer Singapura yang berbeda, selain Orchard Road dan Merlion Park yang sangat metropolis.

Ah ya, sesampainya di Indonesia, saya baru mendapat jawaban mengapa Little India siang itu amat ramai dan penuh sesak. Ternyata, kebanyakan warga keturunan India memang mengambil libur di hari Minggu setiap pekannya. Jadi jangan heran kalau ke Little India saat Minggu, mas-mas hitam manis semacam tumpah ruah di pasar basah. So, kalau kamu masih single dan ketemu cowok ganteng di sana, sapa aja gih. “Mujhse dosti karoge (Maukah kamu jadi temanku)?"

Tiap ada kesempatan? Wushhh.. Udat, udut..
Banyak yang enggak halal dan enyak-enyak di sini
Selfa selfie uhuy
Selpi juga ah, hakhakhak

Comments

  1. Jd inget mampir mesjid jamek beat scholar, istirahatkan kaki yg super pegel ama ups..buang hajat b*sr...hahaha tp nyaman bgt WC nya Udah gitu modern sangat utk UK.masjid...jd betah nongkrong dsana, mana sepi lagi, amaan buat perutku yg lagi kembung...hahahhahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahahah.. Numpang boker ya Koom.. Aku nongkrong lamanya waktu di Merlion Park malamnya. Kamu ngeblog juga dooong :D

      Delete

Post a Comment