Berserah, Bersyukur...
Tak ada yang lebih menenangkan dibanding bersyukur,
dan menganggap apa yang diberikan Tuhan selama ini adalah apa yang terbaik buat kita.
Mungkin kita kerap tak sepakat dengan-Nya.
Hingga pada akhirnya protes dan kesal, karena harapan kita tak terpenuhi.
Mungkin juga banyak yang bilang,
percaya pada Tuhan, dan pada pilihan-Nya untuk kita, adalah sikap orang putus asa.
Ya, putus asa, sampai akhirnya percaya pada hal-hal yang di luar jangkauan kita. Tak kasat mata.
Tapi saya memilih percaya
Mungkin kita tak tahu apa yang sedang Tuhan persiapkan untuk kita
Bisa jadi kita memang dimintanya bersedih,
agar pada akhirnya kita belajar rasanya kalah, rasanya sakit, rasanya tidak punya apa-apa
Tapi dengan begitu, kita diminta merenungi dan belajar
Bahwa menyakiti adalah hal yang tidak bisa dibenarkan,
Bahwa akan baik jika kita bisa memberi dengan apa yang kita miliki saat ini,
Bahwa kita diminta bersabar dan memperbaiki diri
Mungkin juga Tuhan mengambil sesuatu dari kita,
Karena memang sampai di situlah hak kita padanya
Atau mungkin kita tidak berhak atas hal itu
Atau entahlah, bukankah lebih baik kita berprasangka baik?
Dan bukankah sangat melelahkan jika kita terus menerus berpikir negatif
Saya baru saja menelepon seorang kawan, dan dia bercerita dengan sangat antusias.
Saya mendengarkan ceritanya, sampai akhirnya dia bilang dia terkena kanker ganas 4 jenis sekaligus.
Lemas saya mendengar ceritanya. Tapi saya tahu, saya tidak boleh bersedih, atau setidaknya menunjukkan kesedihan itu padanya.
Dia sangat kuat, dengan menganggap bahwa apa yang dialami adalah cara Tuhan menyayangi dia.
Kata dia, mungkin kesempatan ini bisa dia gunakan untuk melakukan hal-hal positif, yang sebelumnya tidak bisa dia lakukan.
Saya tidak bisa tidak iri dengan sikapnya yang kuat.
Apalah masalah saya dibanding dengan ujian yang sedang dia alami.
Lagipula saya tidak sopan kalau masih saja mengeluh. Punya keluarga yang demikian menyenangkan, sahabat yang duuuh luar biasa gila lah mereka, pacar yang luar biasa hebat, kerjaan yang oke, kesehatan yang baik..
Dan yah, si kawan kuliah saya itulah yang pada akhirnya membuat saya sadar untuk selalu bersyukur.
Merugilah saya kalau mengeluh untuk hal-hal kecil, sampai akhirnya lupa mensyukuri apa yang ada pada saya.
Merugilah saya kalau hidup saya diisi dengan hal buruk, apalagi menyakiti orang lain.
Tak bisa lupa pesan seseorang pada saya:
Beribadahlah, seolah-olah kau akan mati esok hari.
Berbuat baiklah, tanpa peduli akan balasannya.
Kalau ada orang yang bersikap buruk pada kita, jangan dibalas dengan keburukan. Diamkan saja. Semesta dan Tuhan tau cara menjaga kita.
Comments
Post a Comment