Numpang Ngguyu
Saya lagi merasa buruk hari ini. Tadi sahabat saya, Ivin, bercerita soal seseorang yang pernah dekat dengan saya. Sebut saja inisialnya M. Kata Ivin, M ini sekarang jadi calo PNS dan sempat diuber-uber sahabatnya sendiri karena melarikan duit Rp 70 juta milik si sahabat.
Semula ada secuil dari benak saya yang "plong". Seolah merasa "Oh jadi begitu sekarang nasib si M yang dulu pernah bikin gue sakit hati enggak karuan? Haha..".
Tapi pikiran itu cuma bertahan tiga menit. Setelahnya saya malah merasa jahat dan enggak tega sendiri. Saya enggak tahu seperti apa hidupnya sekarang, berapa gaji peneliti, apakah istrinya menekan dia sedemikian rupa, ataukah ketiga anaknya -yup dia berekor tiga- perlu banyak biaya.
Yah begitulah. Akan selalu ada orang yang merasa bersyukur dan tertawa ketika kita sedang dilanda musibah. Padahal dia yang sedang tertawa, bisa jadi nasibnya tak baik-baik amat dan sedang ditertawakan orang lain juga.
Urip pancen mung sawang-sinawang.
Semula ada secuil dari benak saya yang "plong". Seolah merasa "Oh jadi begitu sekarang nasib si M yang dulu pernah bikin gue sakit hati enggak karuan? Haha..".
Tapi pikiran itu cuma bertahan tiga menit. Setelahnya saya malah merasa jahat dan enggak tega sendiri. Saya enggak tahu seperti apa hidupnya sekarang, berapa gaji peneliti, apakah istrinya menekan dia sedemikian rupa, ataukah ketiga anaknya -yup dia berekor tiga- perlu banyak biaya.
Yah begitulah. Akan selalu ada orang yang merasa bersyukur dan tertawa ketika kita sedang dilanda musibah. Padahal dia yang sedang tertawa, bisa jadi nasibnya tak baik-baik amat dan sedang ditertawakan orang lain juga.
Urip pancen mung sawang-sinawang.
Comments
Post a Comment