Sebuah Doa, Sebuah Ceri(t)a
Katakanlah ini derita yang harus kamu hadapi ketika: a) kamu gendut; b) kamu hamil muda. Yup, kamu jadi sering disangka tidak hamil, karena ukuran perut endutmu terlihat begituuuuu proporsional dengan bodi secara keseluruhan. Sementara di bulan kehamilan yang sama (14 minggu), kawannya kawan yang kebetulan langsing, udah kelihatan banget hamilnya.
Sementara eike? Saya berkali-kali mesti berdiri karena enggak dikasih kursi prioritas di kursi transjakarta. Berkali-kali juga dibilang belum kelihatan hamil walau perut kerasnya udah kayak kulit melon. Fine, salah saya sih tidak bilang "Mbak, aku hamil. Aku capek. Aku lelah. Aku cantik. Aku ingin duduk. Elo plis enyah dari kursi itu."
Dek, sinih duduk sama abang aja... *mlumpat* |
Ada alasan saya tak bilang begitu seperti kebanyakan perempuan hamil di Transjak yang sengaja bilang ke kondektur biar dikasih kursi. Ini karena saya enggak mau orang ngasih kursinya dengan terpaksa, dalam hati ngomel-ngomel, atau malah mendoakan buruk. Mending saya tahan-tahanin deh berdiri walau ughhhhhh pegel banget punggung bagian bawah.
Saya ingat ada penumpang KRL yang ngomel abis di Path gegara mesti ngasih kursinya buat bumil. Dan saya, entahlah, memilih menghindari diomelin dan didoain jelek di saat seperti ini. Kenapa? Karena saya ingin si kakak di dalam perut belajar tabah mengarungi kerasnya kehidupan mendapat doa yang baik-baik dari sekelilingnya. Atau minimal, enggak didoain jelek lah. Naudzubillah.
Rasanya saat hamil begini saya jadi lebih menghargai doa. Asli. Dulu saya enggak segitunya freak minta doa maupun berdoa sendiri. Sementara sekarang saya jadi sangaaaaaaaat bahagia jika kawan-kawan whatsapp untuk sekadar menanyakan kabar, menyemangati, dan mengirimkan doa yang indah-indah. Rasanya kayak dikasih proyek ngedit buku yang nilainya jutaan broooh... hakhak..
Doa tulus dari teman-teman dan para sodara kasih, percayalah, selalu efektif menambah semangat, disadari atau tidak oleh kita. Saya sendiri percaya, sesederhana apapun doa, asal baik tentunya, akan didengar alam dan ditiupkan magisnya kembali ke pengirimnya.
Selamat Hari Nyepi, ya!
Comments
Post a Comment