Dua Jenis Lelaki

"Lo milih kawin sama cowok yang shalat tapi poligami, atau yang nggak shalat tapi monogami?" tanya teman saya, Opik, dalam sebuah obrolan selintasan di warung makan Pengadilan Tipikor DKI, beberapa waktu lalu.

Saya ingat jawaban saya waktu itu. "Emang laki-laki cuma terdiri dari dua jenis itu aja ya? Aku sih percaya kalau suatu hari akan mendapatkan laki-laki yang shalat sekaligus sayang sama saya."

Si Opik, reporter Okezone.com, itu pun tertawa. "Emang ada?"

Hehehe.. Ini masalah sensitif dan SARA nggak sih sebenarnya? Tapi nggak apa-apa, lah. Karena seminggu ini saya kepikiran melulu pertanyaan Opik, saya jadi pengen nulis soal ini :)

Bagi saya sih ya, teman saya itu terlalu ekstremis dalam menilai 'kelompok' yang percaya agama. Dalam arti, ketidakpercayaan Opik pada sosok 'laki-laki muslim taat yang setia pada satu pasangan' membuat dia memandang sinis kelompok tersebut.

Well, saya sejak kuliah sering berkawan dengan sejumlah orang atheis, bahkan yang sama sekali tidak percaya Tuhan. Saya terbiasa dengan sikap saling membiarkan di antara kami. Saya nggak pernah nanya-nanya alasan dia percaya Tuhan tapi nggak percaya agama, atau kenapa dia memilih untuk merokok di depan masjid saat saya sedang shalat maghrib.

Saya nggak pernah menanyakan itu semua padanya karena saya bagaimanapun menghormati pilihan dia. Saya tidak ingin bersikap seolah-olah saya yang paling benar, dan menghakimi dia soal dikotomi surga dan neraka. Simpelnya menurut saya, kita itu sudah sama-sama gedhe. Sudah sama-sama bisa memilih dan tahu mana yang paling baik untuk kita. Lakum diinukum waliyadin, bukan?

Nah, dari hubungan saling membiarkan antara saya dengan teman-teman atheis saya, sejauh ini nggak pernah tuh ada masalah. Sebabnya, saya menghormati pilihan dia, betapapun itu berseberangan dengan prinsip saya. Dan sebaliknya, dia juga menghargai pilihan hidup saya, termasuk tidak melontarkan kalimat-kalimat yang menciderai persahabatan kami.

Opik nggak salah, dong. Dia boleh saja tidak mempercayai masih ada laki-laki muslim di dunia ini yang rajin beribadah dan setia pada satu perempuan sekaligus. Sorry Pik, tapi saya masih sangat percaya ada laki-laki yang seperti itu. Hehehe..

Saya percaya, laki-laki muslim dan poligami bukanlah 'sebuah paket'. Bisa jadi ada yang seperti itu, tapi bisa jadi ada yang tidak. Bukan apa-apa sih, kalau kita terlalu sibuk membuat kategori berdasarkan stereotip, bisa-bisa kita tidak menikmati hidup ini, heee..

Baiknya saya berdoa, semoga bisa membuktikan pada Opik, bahwa suatu hari nanti, saya akan bahagia dengan seorang laki-laki yang baik agamanya dan sekaligus sangat menyayangi saya. Amiiin.. Fa idza azzamta fa tawakkal alallah..

Comments