Cerita Pendek Tentang Kita
Dulu, kita pernah menjadi tokoh utama dalam cerita yang kita tulis bersama. Di mana saat itu aku bisa bebas mencecap memaknaimu, kapan saja, dengan begitu sedikit petunjuk dari masa lalu.
Di mana saat itu kamu bisa menjadi teman, menjadi sahabat, menjadi kekasih, menjadi musuh.. Ya, kamu selalu bisa memilih peranmu sendiri. Aku, sialnya, tak pernah mempermasalahkan rupa-rupa topeng yang kau punya demi bisa menjadi segala.
Kamu selalu bisa menjadi apa saja. Menjadi kawan yang menemaniku makan siang, menjadi sahabat yang mendengarkan keluhku di tiap malam, menjadi kekasih yang penyayang, atau menjadi musuh yang kadang membuat kita serupa tikus dan ular.
Menjadi siapapun kamu, menjadi apapun kamu, aku senang bersamamu. Aku senang menikmati tawamu saat menertawakan kesialan. Aku senang mendengar ceritamu tentang sejumlah perempuan yang mengejarmu mati-matian. Aku senang melihatmu merapikan rambutmu, merapikan bajumu. Dan aku senang mendapatimu mengabaikan aku saat setumpuk kerjamu itu mengepungmu tanpa ampun.
Sampai pertengahan cerita kita, aku kira semua sama. Sama halnya dengan wangimu yang tak pernah berubah.. Yang kukenali dari jarak puluhan jengkal tangan itu. Sama halnya dengan kebersamaan kita yang menguap memenuhi ruang kamarku selalu.
Tapi kali ini perhitunganku salah. Tanpa pamit kamu kini menuju bab berikutnya tanpa aku. Dan semua topengmu yang tertinggal padaku itu, semakin membuat kita menciptakan jarak.. Dan kita bukan lagi dua orang yang bebas menjelma seperti di awal mula.
Karena sekarang kamu tak lagi bisa menjadi siapa saja bagiku. Dan kamu tak ubahnya orang asing yang tak kan kukenali jika suatu saat kita kembali bertemu..
Saya kehilangan kamu..
Comments
Post a Comment