Menuju Chiang Mai Menumpang Bus Super-Jadul

Tak pernah terbayang dalam benak saya, masih ada bus super-jadul di Thailand yang digunakan untuk menempuh perjalanan antarkota. Oke lah di Bangkok masih ada beberapa moda kuno yang lebih uzur dari bus PPD. Tapi itu kan difungsikan untuk rute-rute pendek saja..

Jadi, Senin pagi, 17 September 2012, saya, Dian, dan Novi kelar mengunjungi Wat Rongkhun, yang lokasinya 5 kilometer dari pusat kota Chiang Rai. Tujuan selanjutnya adalah Chiang Mai Zoo, kebun binatang yang sangat populer di Thailand. Rencananya di sana kami akan lihat panda (my favorite animal.. muachhhhhh..) dan mengunjungi Snow Dome-nya.

Dari hasil cari-cari di internet sebelum berangkat, saya mendapat informasi jarak Chiang Rai-Chiang Mai sekitar 5-6 jam. Tiket bus bisa didapat seharga 250-300 baht (sekitar 75-90 ribu) dari Terminal Chiang Rai. Tapi seorang ibu penjaga booth pintu masuk Wat Rongkhun mengatakan kami tak perlu ke terminal jika ingin ngebis ke Chiang Mai.

Ibu yang baik hati itu pun mengantarkan kami sampai ke dekat spot menunggu bus. Jam di bebe menunjukkan masih pukul 09.00. Kami pikir, lumayan lah, bisa lebih cepat sampai ke Chiang Mai Zoo. Sampai jam 09.20, bus yang ditunggu-tunggu tak juga muncul. Sampai akhirnya ada seonggok moda tua yang tampak melaju dari kejauhan.

Kami bertiga pun saling pandang dengan tatapan “Will we?”. Karena waktu terus bergerak, kami memutuskan melambaikan tangan menyetop bus jadul tersebut. “Chiang Mai?” tanya kami pada seorang lelaki necis bertampang tahun 60-an (yes, sama oldies-nya kayak si bus) yang kami duga kenek. “Yes,” jawab lelaki itu.

Dengan membaca bismillah, kami pun naik ke bus tua itu. Dan olalaaa.. Ternyata interior busnya pun sangat jadul. Kami bertiga duduk di bangku paling belakang, karena bawa barang lumayan banyak. Saya sendiri duduk di kursi paling pojok kanan, dan berkali-kali mesti menutup jendela yang “secara otomatis” terbuka tiap kena angin. Fiuh..

Kami hanya membayar 146 baht atau sekitar Rp 44 ribu untuk bus ini. Hmmm.. murah sih.. Sebanding dengan keringat kami yang terus bercucuran karena ketiadaan AC. Hihihi.. Tapi seru banget perjalanannya. Dalam bus itu ada beragam penumpang. Ada biksu, pedagang, anak sekolahan, mbak yang supermodis, sampai mahasiswa Fakultas Teknik yang unyu.

Bus berkali-kali berhenti di terminal kota yang dilalui. Di terminal itu biasanya kami bertiga numpang ke toilet, dan beberapa kali mampir ke 7-11 untuk beli cemilan dan minuman dingin. Saya tercatat paling banyak jajan. Mulai dari Ovaltine dingin, es thai tea, roti bolu rasa kopi, sampai sosis, saya kudap selama perjalanan.

Setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, kami tiba di Terminal Chiang Mai pukul 16.10. Gelooo.. sekitar 6,5 jam lho perjalanannya. Lama banget. Saya pun mulai panik, cemas tak bisa mengunjungi Chiang Mai Zoo. Mengejar waktu, kami menyewa songthew (angkot) Rp 45 ribu untuk bertiga, sampai kebun binatang.

Tiba di Chiang Mai Zoo pukul 16.40, petugas penjaga loket sukses membuat saya pengin pingsan di tempat. Dia melarang kami masuk kebun binatang, karena jam 17.00 mereka sudah tutup. Sumpah, kaki saya kayak enggak menginjak tanah. Badan juga rasanya superlemas. Haaaaah.. Jauh-jauh ke Chiang Mai dan enggak bisa lihat panda????


Dian dan Novi yang tahu betul betapa saya ingin melihat panda, tampak berupaya menghibur. Dua sahabat gila saya itu pun langsung memaksa saya foto-foto dengan dua boneka panda raksasa yang ada di area Chiang Mai Zoo. Hmmm.. Sungguh boneka itu belum bisa menyembuhkan kesedihan saya..

Tapi akhirnya saya mencoba ikhlas. Ya beginilah risiko road trip, backpacking dengan model nomaden, atau tidak tinggal lama di sebuah kota. Ada bahagia, ada tantangan, tapi juga ada harapan yang mesti dikorbankan..

Semoga suatu saat saya bisa ke sana lagi, dan bisa melihat panda dari dekat. Amin :)


Artikel lainnya soal Chiang Mai:
Jam 5 Pagi Diturunin Bus di Pinggir Jalan
Wat Rongkhun, Sebuah Surga di Utara Thailand
Hati-Hati Pilih Perempuan di Chiang Mai!
Chiang Mai, Kota Asyik untuk Galau

Comments