Setarikan Nafas

Aku mendapatimu
Meringkuk di kolong penuh sobekan kertas tanpa selimut abu-abu
Wajahmu pucat, nafasmu pendek-pendek
Meniupkan gelisah yang hanya bisa dibaca jika kita merekam sejarah
tidak dalam satu-dua hela
Tanganku kuulurkan, dan masa lalumu berjejalan
Lewat matamu yang memantulkan diriku di sebuah esok
Dan kupelajari dirimu, sampai rambut kita kelabu

Bulungan, 29 Agustus 2013

Comments