Review Album Pandai Besi: Daur, Baur
Apa yang kita harapkan dari sebuah karya yang diramu ulang oleh sang empunya? Hasil yang lebih dahsyat pastinya. Namun dalam beberapa kasus, resep baru tak selalu berhasil. Memang ada perubahan, sentuhan dan dempulan di sana-sini. Tapi kejutan yang dinanti ternyata tak ada. Lalu bagaimana dengan Daur, Baur- album yang berisi sembilan nomer mengaransemen ulang lagu Efek Rumah Kaca?
Dalam Daur, Baur, dua personel ERK, Cholil Mahmud (vokal, gitar) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar), menggandeng pasukan tambahan: Agustinus Panji Mahardika (terompet, flute), Airil 'Poppie' Nur Abadiansyah (bas, vokal latar), Andi 'Hans' Sabarudin (gitar, vokal latar), Mbaer (vokal, vokal latar), Muhammad Asranur (kibor), dan Natasha Abigail (vokal, vokal latar).
Daur, Baur adalah anak yang lahir dari kebosanan Cholil dan Akbar. Keduanya gerah, lantaran Sinestesia, album ketiga mereka bersama Adrian Yunan Faisal (bas), tak kunjung rampung. Sedangkan memainkan lagu yang itu-itu saja dari panggung ke panggung, mulai terasa membosankan bagi Cholil dan Akbar.
Proses meracik lagu lama ERK berlangsung 1-2 kali sepekan, sejak Agustus 2012 hingga awal Maret 2012. Lama, memang. Sebabnya Cholil dan Akbar perlu waktu untuk menjajaki dan berkenalan dengan personil serta instrumen baru. "Proses kreatif Pandai Besi dengan jamming. Kalau enak (aransemennya), "bungkus". Kalau enggak, ya buang," kata sang manajer, Yuri Dian Kriswahyudi, Selasa lalu.
Yang unik adalah album ini dibiayai lewat mekanisme crowdfunding, atau mengumpulkan duit dari donatur. Metode alternatif pendanaan itu dinilai Yuri sukses diterapkan pada proyek ini. Buktinya, ada lebih dari 600 orang sudi berpartisipasi hingga akhirnya terkumpul duit lebih dari Rp 140 juta. "Untuk rekaman saja, itu cukup," ujarnya.
Lokananta ditunjuk Pandai Besi sebagai tempat rekaman live, karena kaya alat musik unik. Pilihan mereka tak salah. Studio legendaris di Solo, Jawa Tengah, itu meniupkan energi tambahan pada Pandai Besi. Terbukti, sembilan lagu rombakan dalam Daur, Baur terdengar megah, harmonis, magis, dan membuat bulu kuduk merinding.
Adalah kehebatan Cholil dkk menyulap lagu-lagu ERK yang "sederhana", menjadi demikian meletup-letup. Pun meski durasi beberapa lagunya amat panjang, lebih dari lima menit, mendengarnya tak membuat kuping protes. Yang juga ajaib, dengan aransemen barunya, Pandai Besi mampu menggiring kita untuk menginterpretasikan ulang lirik lagu lama.
Dari sembilan lagu, kemasan yang paling mengejutkan adalah Di Udara dan Menjadi Indonesia. Dalam Di Udara, vokal Cholil yang disokong Natasha, bisa membuat lagu ini sangat bernyawa. Yang mempercantik Di Udara adalah permainan terompet disusul koor syahdu menjelang lagu sepanjang 7 menit 49 detik ini berakhir.
Pun dalam Menjadi Indonesia, Pandai Besi yang dalam Daur, Baur terilhami musisi lawas macam Jockie S, Chrisye, Prambors Band, Pahama, dan lagu-lagu Lomba Cipta Lagu Remaja, menempa tembang lama mereka menjadi lebih segar. Dibanding versi lamanya, ritme Menjadi Indonesia kemasan baru memang lebih lambat. Namun justru itu yang membuat lagu ini terdengar grande.
Setelah mendengar Daur, Baur, kita akan sepakat menyatakan Pandai Besi tak sekadar menggubah koleksi lama mereka. Mereka tak cuma "ganti baju". Dengan formasi baru dan tambahan amunisi alat musik, Pandai Besi sukses menyuntikkan semangat baru ke dalam lagu-lagu ERK. Berlari dari kejenuhan pun berarti produktif bagi mereka.
Judul: Daur, Baur
Musisi: Pandai Besi
Label: Demajors
Rilis: 2013
ISMA SAVITRI | sudah dimuat di @korantempo
Comments
Post a Comment