Atur Duit Ala Cewek Wartawan Muda (Bagian II)
Okeee lanjut ya sharingnya. Kenapa saya mutusin menuliskannya di blog, karena banyak teman di sana-sini yang ngaku enggak bisa nabung padahal gajinya kadang lebih besar dari saya :(((
Nggak usah pusing dulu. Walau gaji kita pas-pasan, bukan berarti kita jadi abai ngatur keuangan. Prinsip saya, perencana keuangan boleh merencanakan, Tuhan boleh mengatur, tapi sayalah yang membelanjakan uang #yaksip
Jadi gini. Yang perlu kalian lakukan adalah mem-break down pengeluaran setiap bulan. Untuk awal nggak usah mendetail dulu. Cukup bikin rincian kasar agar kita tahu ke mana aja larinya uang kita selama ini (Adakah yang menjawab ke panti pijat? Heuuu...).
Kenapa penting, karena kebutuhan tiap orang berbeda. Saya misalnya, enggak perlu siapkan budget untuk rokok. Tapi sebagai gantinya, saya punya budget untuk belanja, dolan-dolan kece, dan ke salon. Huhuuy
Biar gampang, saya bikin poin-poin saja, ya. Begini kira-kira pos pengeluaran saya selama sebulan. Rada geje sih, ngahahaha..
1. Makan
Yes ini adalah prioritas saya selama ini. Saya selama ini sudah menentukan besaran budget makan per hari. Budgetnya saya bikin agak gedhe karenaaaaa...... saya suka makan :'( Nah, kalau sisa, budget makan ini bisa dimasukkan ke pos tabungan/investasi (akan dibahas di poin berbeda).
Bikin budget makan bukan berarti kita lantas jadi makan sehari sekali. Big no, no. Saya belakangan mengakalinya dengan masak sendiri. Apa aja deh, toh nggak menghabiskan duit banyak.
Misalnya bikin kuah oyong tahu dan ikan tengiri goreng. Atau tumis brokoli saus tiram dan orek tempe pedas. Itu belanjanya paling habis Rp 15 ribuan, dan bisa dimakan orang serumah alias dibagi ber-4. Kalau sehari saya masak dua kali, artinya dalam sehari saya cuma keluar duit Rp 7500 untuk makan. Belum lagi kalau makan nasi kotak kantor, kan. Muahahahahaha
2. Kos
Yap, berhubung saat ini saya ngontrak di Cidodol (ini semacam rumah transisi karena kami saat itu sudah gerah dengan kosan lama), sewanya lumayan juga. Tapi sebenarnya, pos ini bisa banget diirit. Cari aja kos atau kontrakan yang enggak terlalu jauh dari mana-mana, dan yang punya dapur jadi kita bisa masak sendiri.
3. Uang senang2
Yey, pos ini ada di urutan ketiga. Penting banget bikin budget untuk hal yang kamu suka, biar nggak ngerasa tersiksa. Lagian ye, udah capek-capek kerja masa iya enggak menyenangkan diri sendiri? Nah sebulan ini budget duit senang-senang saya, saya kurangi sedikit.
Apakah lantas saya jadi menderita? *korban sinetron* tentu tidak. Saya tetap beli baju lucuk dan nongki-nongki. Tapi duit untuk ke salon sekarang saya jadiin modal beli vitamin rambut, krim hair mask, krim krimbat, masker muka, jadi saya tetap nggak buluk-buluk banget akakakaka
Nonton bioskop sih masih, yaaa.. Nggak bisa banget ninggalin. Tapi sekarang saya kurangi frekuensinya. Kalau dulu sebulan bisa 5 kali nonton, sekarang paling 2-3 kali. Sisanya? Ditabung dong.. Hehe..
4. Zakat penghasilan
Nah ini ketentuannya sudah ada, ya. 2,5 persen dari penghasilan. Terserah mau disisihin per bulan atau per tahun.
5. Unit link
Tujuannya adalah untuk pendidikan anak. Iya sih saya memang belum punya anak, tapi saya nggak mau juga suatu hari nanti kelabakan *Pit, gaya lo PIIIIIIT >.<
Berapa nominal unit link? Tentu terserah tiap orang. Buat saya yang wartawan, saya hanya mengalokasikan secukupnya. Karena dengan jumlah itu, menurut si FA (financial advisor), sudah cukup membiayai kuliah anak saya kelak.
6. Tabungan berjangka
Ini juga nggak kalah pentingnya. Asyik banget buat dipakai jalan-jalan, atau kawin mungkin? Hihi.. Apalagi tabungan berjangka maksa kita untuk nggak nyolek-nyolek duit yang didebet tiap bulannya. Bunganya memang enggak tinggi (2,75 persen kalau di tempat saya), tapi lumayan untuk tabungan jangka pendek. Jumlahnya bolehlah disamakan dengan unit link
7. Tabungan masa depan
Iyeee saya sok iye emang. Hahahaha.. Sejak Mei lalu bikin tabungan di bank lain untuk ini. Kenapa sampai segitunya penting bikin di bank yang berbeda? Ini kembali ke masing-masing orang. Saya sendiri merasa lebih nyaman jika tabungan masa depan dipisah dengan rekening operasional. Jumlahnya? Boleh 10 persen dari gaji.
8. Kebutuhan bulanan
Belanja bulanan, duit listrik rumah, pulsa, masuk ke sini. Jumlahnya bisa diketahui setelah sebulan kita mencoba mencatat pengeluaran rutin kita.
9. Investasi
Nah ini yang juga harus disiapin sampai sekarang. Iya sih dagang tuh asyik, makanya saya dari dulu suka jualan. Tapi kita enggak pernah tahu kan apa yang terjadi dengan usaha kita. Karena itu penting banget punya investasi jangka panjang yang keuntungannya lebih gede dari inflasi.
Katakanlah inflasi sekarang 7,5 persen. Itu nggak kekejar banget sama bunga tabungan, bro. Makanya kita mesti cari investasi yang bunganya jauh lebih tinggi dibanding inflasi, yakni saham. Buat newbie saya mah cemen, belum berani main saham langsung. Alternatifnya adalah mencoba investasi pasar uang selama 1 tahun. Dibanding saham, keuntungannya memang enggak seberapa. Tapi buat pemula, hajar lah yaaa...
***
Kenapa bikin pos itu penting? Karena kita jadi sadar -hiks- kalau-kalau selama ini terlalu boros untuk hal tertentu. Setelah tahu, kita kan jadi bisa lebih cermat (jangan pelit tapi bro..) dan memindahkan alokasinya ke pos investasi.
Bener-bener deh Mas Kalim ngasih pencerahan banget buat saya soal ini, hehehe.. Semoga kalau ada yang nggak sengaja kesandung masuk ke blog ini, jadi semangat juga ya, ngerapiin keuangan.. :D
Nggak usah pusing dulu. Walau gaji kita pas-pasan, bukan berarti kita jadi abai ngatur keuangan. Prinsip saya, perencana keuangan boleh merencanakan, Tuhan boleh mengatur, tapi sayalah yang membelanjakan uang #yaksip
Jadi gini. Yang perlu kalian lakukan adalah mem-break down pengeluaran setiap bulan. Untuk awal nggak usah mendetail dulu. Cukup bikin rincian kasar agar kita tahu ke mana aja larinya uang kita selama ini (Adakah yang menjawab ke panti pijat? Heuuu...).
Kenapa penting, karena kebutuhan tiap orang berbeda. Saya misalnya, enggak perlu siapkan budget untuk rokok. Tapi sebagai gantinya, saya punya budget untuk belanja, dolan-dolan kece, dan ke salon. Huhuuy
Biar gampang, saya bikin poin-poin saja, ya. Begini kira-kira pos pengeluaran saya selama sebulan. Rada geje sih, ngahahaha..
1. Makan
Yes ini adalah prioritas saya selama ini. Saya selama ini sudah menentukan besaran budget makan per hari. Budgetnya saya bikin agak gedhe karenaaaaa...... saya suka makan :'( Nah, kalau sisa, budget makan ini bisa dimasukkan ke pos tabungan/investasi (akan dibahas di poin berbeda).
Bikin budget makan bukan berarti kita lantas jadi makan sehari sekali. Big no, no. Saya belakangan mengakalinya dengan masak sendiri. Apa aja deh, toh nggak menghabiskan duit banyak.
Misalnya bikin kuah oyong tahu dan ikan tengiri goreng. Atau tumis brokoli saus tiram dan orek tempe pedas. Itu belanjanya paling habis Rp 15 ribuan, dan bisa dimakan orang serumah alias dibagi ber-4. Kalau sehari saya masak dua kali, artinya dalam sehari saya cuma keluar duit Rp 7500 untuk makan. Belum lagi kalau makan nasi kotak kantor, kan. Muahahahahaha
2. Kos
Yap, berhubung saat ini saya ngontrak di Cidodol (ini semacam rumah transisi karena kami saat itu sudah gerah dengan kosan lama), sewanya lumayan juga. Tapi sebenarnya, pos ini bisa banget diirit. Cari aja kos atau kontrakan yang enggak terlalu jauh dari mana-mana, dan yang punya dapur jadi kita bisa masak sendiri.
3. Uang senang2
Yey, pos ini ada di urutan ketiga. Penting banget bikin budget untuk hal yang kamu suka, biar nggak ngerasa tersiksa. Lagian ye, udah capek-capek kerja masa iya enggak menyenangkan diri sendiri? Nah sebulan ini budget duit senang-senang saya, saya kurangi sedikit.
Apakah lantas saya jadi menderita? *korban sinetron* tentu tidak. Saya tetap beli baju lucuk dan nongki-nongki. Tapi duit untuk ke salon sekarang saya jadiin modal beli vitamin rambut, krim hair mask, krim krimbat, masker muka, jadi saya tetap nggak buluk-buluk banget akakakaka
Nonton bioskop sih masih, yaaa.. Nggak bisa banget ninggalin. Tapi sekarang saya kurangi frekuensinya. Kalau dulu sebulan bisa 5 kali nonton, sekarang paling 2-3 kali. Sisanya? Ditabung dong.. Hehe..
4. Zakat penghasilan
Nah ini ketentuannya sudah ada, ya. 2,5 persen dari penghasilan. Terserah mau disisihin per bulan atau per tahun.
5. Unit link
Tujuannya adalah untuk pendidikan anak. Iya sih saya memang belum punya anak, tapi saya nggak mau juga suatu hari nanti kelabakan *Pit, gaya lo PIIIIIIT >.<
Berapa nominal unit link? Tentu terserah tiap orang. Buat saya yang wartawan, saya hanya mengalokasikan secukupnya. Karena dengan jumlah itu, menurut si FA (financial advisor), sudah cukup membiayai kuliah anak saya kelak.
6. Tabungan berjangka
Ini juga nggak kalah pentingnya. Asyik banget buat dipakai jalan-jalan, atau kawin mungkin? Hihi.. Apalagi tabungan berjangka maksa kita untuk nggak nyolek-nyolek duit yang didebet tiap bulannya. Bunganya memang enggak tinggi (2,75 persen kalau di tempat saya), tapi lumayan untuk tabungan jangka pendek. Jumlahnya bolehlah disamakan dengan unit link
7. Tabungan masa depan
Iyeee saya sok iye emang. Hahahaha.. Sejak Mei lalu bikin tabungan di bank lain untuk ini. Kenapa sampai segitunya penting bikin di bank yang berbeda? Ini kembali ke masing-masing orang. Saya sendiri merasa lebih nyaman jika tabungan masa depan dipisah dengan rekening operasional. Jumlahnya? Boleh 10 persen dari gaji.
8. Kebutuhan bulanan
Belanja bulanan, duit listrik rumah, pulsa, masuk ke sini. Jumlahnya bisa diketahui setelah sebulan kita mencoba mencatat pengeluaran rutin kita.
9. Investasi
Nah ini yang juga harus disiapin sampai sekarang. Iya sih dagang tuh asyik, makanya saya dari dulu suka jualan. Tapi kita enggak pernah tahu kan apa yang terjadi dengan usaha kita. Karena itu penting banget punya investasi jangka panjang yang keuntungannya lebih gede dari inflasi.
Katakanlah inflasi sekarang 7,5 persen. Itu nggak kekejar banget sama bunga tabungan, bro. Makanya kita mesti cari investasi yang bunganya jauh lebih tinggi dibanding inflasi, yakni saham. Buat newbie saya mah cemen, belum berani main saham langsung. Alternatifnya adalah mencoba investasi pasar uang selama 1 tahun. Dibanding saham, keuntungannya memang enggak seberapa. Tapi buat pemula, hajar lah yaaa...
***
Kenapa bikin pos itu penting? Karena kita jadi sadar -hiks- kalau-kalau selama ini terlalu boros untuk hal tertentu. Setelah tahu, kita kan jadi bisa lebih cermat (jangan pelit tapi bro..) dan memindahkan alokasinya ke pos investasi.
Bener-bener deh Mas Kalim ngasih pencerahan banget buat saya soal ini, hehehe.. Semoga kalau ada yang nggak sengaja kesandung masuk ke blog ini, jadi semangat juga ya, ngerapiin keuangan.. :D
sudahkah kamu memiliki nomor pokok wajib zakat? :)
ReplyDelete