Jam 5 Pagi Diturunin Bus di Pinggir Jalan Chiang Rai

Pagi di Wat Rongkhun

Nggak pernah terbayangkan dalam benak saya bakal diturunin di pinggir jalan oleh bus di luar negeri, saat subuh. Dan hal itu terjadi saat saya mengunjungi Chiang Rai, Thailand utara, pada 17 September lalu. Tanpa ba-bi-bu, saya dan dua teman saya; Novi dan Dian, diturunin kenek bus double decker di tepi jalan raya, jam 04.55 pagi buta.

Gilaaaa.. itu langitnya masih gelap banget. Kendaraan juga masih sangat sedikit. Saya sendiri masih setengah sadar saat dibangunin Dian dan disamperin kenek bus, dan diberi tahu kami sudah sampai tujuan. What the hell? Pagi buta begini??

Lampu jalan pun masih nyala di dekat area Wat Rongkhun

Perjalanan ke Chiang Rai bermula pada Sabtu sore, 16 Agustus 2012. Kami buru-buru berangkat ke Terminal Mo Chit dari Erawan Guest House, Khao San Road, pukul 17.10. Beruntung kami menemukan sopir tuktuk yang baik hati dari halte busway dekat Erawan. Dia mematok tarif Rp 30 ribu saja sampai Mo Chit, dengan jarak yang lumayan jauh.

Diiringi gerimis, tuktuk melaju dengan kecepatan sedang ke Terminal Mo Chit, dekat Chatuchak Weekend Market. Kami pun akhirnya tiba di TKP pukul 17.50, dan segera lari ke salah satu loket yang ditempeli papan "Chiang Rai". Harga tiket busnya 486 baht, atau sekitar Rp 146 ribu. Lebih murah dari perkiraan.

Bus melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Karena bus berangkat pukul 18.15, kami memperkirakan akan tiba di Chiang Rai pukul 06.30. Jarak tempuh bus Bangkok-Chiang Rai biasanya 12 jam. Namun ternyata sopir bus yang kami tumpangi sangat keren hingga mencapai Chiang Rai lebih cepat dari biasanya.

Wat Rongkhun jam 6 pagi
Efek turun di pinggir jalan pukul 5 pagi adalah tampang masih lecek dan buluk. Karena masih butuh waktu ngumpulin nyawa, saya dan Dian duduk-duduk di bawah pohon sambil sesekali cekikikan nahan geli. Sedangkan Novi (heran deh saya, nih anak langsung "on" meski dibangunin dinihari) langsung menyusuri jalanan dekat situ.

Novi curiga, Wat Rongkhun yang akan kami datangi berlokasi dekat tempat bus menurunkan kami. Setelah "menghilang" sekitar lima menit, Novi muncul lagi. Dia bilang, Wat Rongkhun memang ada di dekat situ. "Tapi masih dikunci pintu masuknya, hehehe.." kata Novi dengan senyum mengembang.

Kami akhirnya memutuskan menyambangi pasar sayur yang ada di seberang jalan. Di sana kebetulan ada supermarket dan WC (meski super-bauuuuuu), jadi kami bisa beli kopi dan pipis di sana. Jam 6 saat matahari mulai tampak, kami pun beringsut meninggalkan pasar dan berjalan ke Wat Rongkhun.

Benar kata Novi. Wat Rongkhun masih dikunci *ya iyalah*. Kami pun numpang cuci muka dan gosok gigi di toilet kuil tersebut, tanpa mandi. Bisa mandi sih sebenarnya, tapi... malas. Hahaha.. Kelar bedakan, kami pun mencari sarapan di sekitar area Wat Rongkhun. Pagi itu saya memilih nasi goreng dan kopi susu panas sebagai menu sarapan. Yummy!!


Artikel lainnya soal Chiang Mai:
Menuju Chiang Mai Menumpang Bus Super-Jadul
Wat Rongkhun, Sebuah Surga di Utara Thailand
Hati-Hati Pilih Perempuan di Chiang Mai!
Chiang Mai, Kota Asyik untuk Galau

Comments