Wat Rongkhun, Sebuah Surga di Utara Thailand
Ratusan kilometer kami lewati dari Bangkok demi membuktikan keindahannya. Dan ternyata apa yang dikisahkan para pelancong dari seluruh penjuru dunia bukan dusta. Sungguh, Wat Rongkhun adalah ujud imajinasi visual penciptanya yang sangat memanjakan mata.
Kami tiba di area Wat Rongkhun, 5 kilometer dari kota Chiang Rai, sekitar pukul 5 pagi, Senin itu. Penjaga kuil berujar, Wat Rongkhun baru akan buka pada pukul 08.00. Jadilah kami untuk sementara menikmati keindahannya dari kejauhan. Pukul 08.00, kami kembali ke sana, setelah sebelumnya mengisi perut di sebuah kedai dekat kuil.
Pagi itu matahari masih belum benar-benar menampakkan diri. Langit di balik kuil pun tampak biru terang, tanpa secuil pun awan. Dari dekat, Wat Rongkhun serupa ada di angkasa. Ditambah bayangan kuil yang memantul cantik di kolam, Wat Rongkhun membuat kami tak hentinya berdecak kagum.
Wat Rongkhun adalah perwujudan hasrat pelukis ternama Thailand, Chalermchai Kositpipat. Dia yang dikenal gemar menggunakan simbol Buddha dalam karya-karya seninya itu ingin membuat kuil yang lain dari yang lain. Jadilah pada 1997, Kositpipat mulai merancang Wat Rongkhun.
Bisa dibilang, Wat Rongkhun adalah ambisi sang seniman memasukkan unsur Buddhisme dalam karya seni agung. Memadukan gaya kontemporer dan etnik Siam, Wat Rongkhun menjelma menjadi salah satu landmark Thailand utara. Bahkan, kuil yang tak memungut biaya dari pengunjungnya ini terpilih sebagai salah satu dari 7 keajaiban Thailand.
Kositpipat memilih warna putih sebagai dasar bangunan Wat Rongkhun. Di sejumlah bagian, sang seniman menempelkan plester kaca yang menimbulkan efek berkilauan mirip cermin mosaik. Itulah yang membuat kuil ini dari kejauhan tampak merefleksikan sinar putih yang membuat penasaran.
Penuh filosofi, itu yang saya rasakan ketika melihat dan mengunjungi kuil ini. Warna putih di sekujur tubuh bangunan merefleksikan kemurnian Buddha Gautama. Adapun kolam berair jernih di bawah jembatan kuil, menyimbolkan garis pemisah antara kehidupan fana dan akhirat.
Larangan melangkah mundur selama berada dalam kuil, juga bukan tanpa filosofi. Hal itu menandakan bahwa dalam siklus kehidupan, kita hanya punya kesempatan sekali. Adapun ratusan patung tangan yang seolah-olah meminta pertolongan adalah simbol mengerikannya kehidupan di neraka, yang bakal mendera mereka yang berlaku buruk di dunia.
Seperti sudah bisa ditebak, kuil utama Wat Rongkhun adalah representasi surga. Jika eksterior Wat Rongkhun serba putih, kapel utama justru tampak sederhana, namun memberi efek menenangkan. Di dalamnya terdapat sejumlah lukisan indah karya Kositpipat. Sayangnya, ada larangan memotret di dalam kapel.
Wat Rongkhun sayang sekali belum sempurna berdiri. Yang pernah saya dengar, masalah dana jadi kendalanya. Kositpipat sendiri berencana membangun sembilan bangunan di area seluas 3 hektar, yakni ubosot atau kapel, pagoda, pertapaan, krematorium, aula biara, aula untuk berkhotbah, museum, paviliun, dan toilet.
Untuk toilet, saya harus memberi pujian lagi untuk Kositpipat. Toilet di area Wat Rongkhun sangat indah dan supermewah. Efek itu ditimbulkan oleh ornamen serbaemas di sekujur bangunan toilet, yang indah dengan detail cantik di beberapa sisinya. Kalau tidak melihat papan "toilet" dari dekat, kita tak akan sadar bangunan cantik itu adalah tempat buang hajat.
Toilet di Wat Rongkhun |
Jam 5 Pagi Diturunin Bus di Pinggir Jalan
Menuju Chiang Mai Menumpang Bus Super-Jadul
Hati-Hati Pilih Perempuan di Chiang Mai!
Chiang Mai, Kota Asyik untuk Galau
pemandangan masjid ali pasha dg benteng sholahuddin di sekelingnya ga kalah menarik vit..kita bisa melihat pemandangan kota kairo dari atas,.kapan bisa ke kairo vit hehe..
ReplyDeletedoain aja bisa segera ke sana ya Ihan :)))
Deletepengin banget deh ke Kairo..