Bang Bing Bung, Yuk Kita Nabung!

deviworld-bebi.blogspot.com
Sebenarnya sudah sejak kemarin pengin nulis di blog soal ini. Tapi karena dari kemarin saya sibuk (tidur dan begaol), saya jadi lupa terus mau ngeblog.

Saya nulis ini cuma ingin berbagi. Karena saya yakin, banyak yang sebenarnya pengin nabung tapi nggak pernah bisa. Hehe.. Termasuk saya :p Nah, entah kenapa dari kemarin saya bertemu dengan orang-orang rajin menabung seperti Tampi Kadarman dan Rasea Fitri Nuansyah alias Aan.

Tampi sebulan lalu berbagi cara dia menabung dengan gaji yang jumlahnya nggak jauh beda dengan gaji saya. Nah dari gajinya yang segitu, separuhnya bisa dia tabung. "Aku hidup dengan duit sisanya. Bisa atau nggak bisa. Mau nggak mau," ujarnya.

Saya akui Tampi memang sangat disiplin. Dengan gaji tak jauh beda dengan saya, dia bisa "bertanam" emas di GoldGram, bank emas yang berkantor di Cikini, Jakarta Pusat. Kata Tampi, tujuan investasi emas nggak terasa sekarang, tapi sepuluh tahun mendatang, saat kita butuh uang untuk menyekolahkan anak kita. She's marvelous!

Pertanyaannya, kenapa saya tidak melakukan hal yang sama? Padahal kan seharusnya saya bisa melakukannya! Ya, kan? Ya, kan?

Setelah bertemu Tampi, di kosan saya langsung membuat budgeting di agenda. Di situ saya menulis anggaran per bulan sesuai pos. Namun belum begitu terstruktur, karena itu belum bisa diaplikasikan dengan disiplin *alesan*

Lalu kemarin, Aan memberi petuah soal menabung. Lucu banget dah. Dia selama ini ternyata serius dan detail banget membuat budgeting pengeluarannya per bulan. Budgetingnya pakai Excel pula. Di-persen-in gitu, anggaran buat ini berapa, buat itu berapa. Saya pun dengan takzim menyimak.

Dini hari sampai kos, saya pun langsung mencoba mempraktekkan apa yang dilakukan Aan. Nggak pakai Excel sih, karena saya nggak mudeng, hehehe.. Tapi saya langsung membagi secara tegas, gaji saya ke sejumlah pos.

Garis besarnya begini. Gaji saya yang segitu saya bagi ke lima pos utama: (1) bayar kos, (2) AXA Mandiri, (3) Tabungan Rencana Mandiri, (4) Menabung di celengan, (5) Uang pulsa.

Lima pos utama di atas nggak boleh dan nggak bisa diutak-atik lah intinya. Nah, sisanya masih saya alokasikan lagi. Yakni untuk (1) uang makan, (2) laba ditahan, (3) kebutuhan bulan itu, (4) lain-lain.

Saya belajar soal laba ditahan itu dari Aan. Huehehehe.. Istilahnya emang aneh-aneh ni anak. Tapi laba ditahan itu emang penting sih. "Kayak kemarin. Gue kecelakaan, kan. Nah karena ada duit di pos laba ditahan, gue bisa nalangin biaya kecelakaan dari situ.." jelasnya. Baiklah..

Selama ini, saya boros itu untuk hal-hal di bawah ini: makan, nongkrong, salon, dan shopping. Karena itu saya mencoba membuat resolusi yang bisa mengurangi pengeluaran dari hal-hal itu.

Untuk makan, saya perketat pengeluarannya dengan cara memilih makanan yang murah, seperti di warteg, dan warung-warung pinggir jalan yang harga makanannya nggak sampai Rp 10 ribu per makan.

Lalu soal nongkrong, saya juga mulai mengurangi. Saya tahu, saya bakal sering dianggap autis karena milih pulang kos dibanding kumpul dengan teman-teman. Tapi itu udah konsekuensi sih karena saya menabung. Hehehe.. Go ahead, Vitri!

Saya mikirnya, sekali main kadang bisa habis duit banyak. Makan di foodcourt atau kafe kan bisa habis banyak. Belum kalau dilanjut karaoke, nonton.. Terus pulangnya malam, mau nggak mau naik taksi. Wuaaah, kan lumayan tuh kalau duitnya ditabung :)

Soal salon, saya juga sekarang nggak sesering dulu. Kalau dulu, saya bisa seminggu sekali hair mask dan hair spa di salon. Belum facial. Sekarang saya cukup perawatan rambut dan facial sebulan sekali. Sebagai gantinya, saya pakai cem-ceman Mustika Ratu dan pakai krim creambath Makarizo sendiri di kos. Hohoho..

Lalu soal shopping, saya nggak tahu kenapa sekarang bisa tahan diri banget. Alhamdulillah, yah.. Jadi duit untuk shopping sekarang bisa masuk celengan deh. Hehe.. Saya emang suka banget nabung di celengan. Dan alhamdulillah juga saya tahan untuk nggak curi-curi ambil walau lagi butuh duit.

Setelah saran Tampi dan Aan bisa sedikit demi sedikit saya aplikasikan, rasanya bahagia banget. Ada kepuasan tersendiri saat saya bisa menahan uang dari pengeluaran yang nggak penting. Yah walau sebagai ganjarannya, saya harus rela disindir-sindir karena jarang nongkrong. Heee :p

Alasan saya sekarang mulai ketat menabung tentu sudah bisa ditebak. Saya nggak mau, saya kerja banting tulang, tapi nggak ada perubahan di tabungan saya. Yang saya khawatirkan juga adalah kebutuhan masa depan saya kalau nggak ada duit untuk jaga-jaga.

Saya sih nggak mau menyalahkan 100% gaji saya yang terbatas dan pas-pasan. Karena berapapun gaji kita, sebesar apapun, bisa nggak ketabung kalau kita tak bisa mengelolanya. Benar begitu? Bang bing bung, yuk kita nabung! :)

Comments

  1. kayaknya yg jago excel cocok jadi asisten manager keuangan kamu deh. ato malah manager keuangan dan kamu asistennya. minimal kamu ntar diajarin excel dan bonus lainnya ;)

    ReplyDelete
  2. hahahaha.. siapa sih ni?
    no comment deh..

    ReplyDelete
  3. laba ditahan? hmm... ajarin yg punya aan itu vit... persen2nya gt... *sip nih ilmunya* hehe :D

    ReplyDelete
  4. ayo belajar ke Aan langsung say.. aku aja ga mudeng2.. hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts