Geylang, Distrik Pelacuran Seksi Singapura


Para amoy cantik dan mulus di mana-mana. Pakaian mereka minim dan ketat, dengan warna-warna mencolok. Sebagian memadankan tank top polos dengan rok mini, sebagian lainnya mengenakan dress yang menonjolkan lekuk tubuh mereka. Kontras dengan saya yang mengenakan celana jeans belel dan kaos oblong Nirvana hitam.

Dari pengamatan saya, hanya sedikit dari mereka yang memulas tebal gincunya. Kebanyakan mereka berdandan secukupnya, tapi tetap terlihat menggoda. Kerlingan mereka tak semuanya genit. Ada yang menatap tak semangat, sembari sesekali menghisap rokok di sebuah kedai kuliner Cina. Malam itu saya sedang di Geylang.

Geylang adalah distrik pelacuran legal yang lokasinya tak jauh dari pusat kota Singapura. Pelacur di sana berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, India, Vietnam, juga Filipina. Konon prostitusi di sana sudah dimulai sejak Stamford Raffles datang pada 1819. Raffles sadar akan potensi pelacuran karena daerah itu kerap disinggahi para lelaki dari berbagai negara.

Saya memilih distrik merah itu untuk menginap karena tarif hotel di situ memang murah. Per kamarnya ada yang dibanderol Sin$ 65, dengan fasilitas kamar mandi dalam berpemanas, televisi layar datar, AC, dan wifi gratis. Kalau harga itu dianggap terlalu mahal, masih banyak penginapan murah di Geylang. Alternatifnya adalah dormitory, atau semacam asrama, yang paling hanya memasang tarif Sin$ 20 per kasurnya. Saat berselancar di internet, saya mendapati banyak saran untuk tidak menginap di Lorong 10 dan 12, karena di situlah kebanyakan PSK menjajakan diri. Saya sendiri sih cuek. Bodo amat menginap di dekat rumah bordil.

Well, entah saya yang enggak peka atau gimana. Tapi saya enggak melihat ada PSK cowok di Geylang. Hihi.. Kebanyakan yang ada di sana cowok Cina dan India, tapi yang usianya udah di atas 30-an dan badannya kurang ngebentuk gitu. Yah, sangsi aja sih ada gigolo yang badannya enggak kekar, hehehe.. Nah, dibandingkan dengan lokasi pelacuran di Indonesia, Geylang agak berbeda. Di sini tampaknya jarang ada basa-basi. Ngobrol sebentar, langsung cus pergi ke tempat penginapan tak jauh dari tempat berdirinya para PSK.

Saya yang melihat begitu, kadang melongo. Gelo, itu cowok pada kaya-kaya yah sampai enggak pada nawar? Kan tarif mbak-mbak PSK di Geylang mahal. Ada kali Rp 1 juta untuk short time. (Yah Pit, jangan dibandingin sama Mangga Besar dong ah..). Penasaran, kami akhirnya menyusuri lorong-lorong sempit di daerah lorong 10 dan 12. Kalau jalan sendirian, saya belum tentu berani lewat lorong itu. Bukan karena takut digangguin (yakin gue, enggak ada yang berani atau sudi gangguin gue), tapi karena gelap.

Rumah makan India paling hip di sana
Banyak sepeda begini di Geylang

Di lorong gelap yang menampung rumah-rumah bordil itulah banyak PSK tengah bersenda gurau dengan sejumlah lelaki. Tawa terus meledak, diselingi ucapan-ucapan bernada menggoda. Bau alkohol merebak. Kami jalan santai saja, dan secara alamiah mengatur langkah dan mata agar tidak terkesan buru-buru. Saya mencoba melongok untuk mencari adakah perempuan Indonesia di sana, tapi nihil. Mungkin mereka punya lorong sendiri, atau mungkin sudah laku lebih dulu.

Pelacur di Geylang juga tak cuma nongol saat malam atau dinihari, seperti di Thailand. Di Geylang, mereka bisa kita jumpai pagi hari, saat kita mencari sarapan. Keluar hotel 50 meteran saja, kita sudah bisa menemukan mereka.


Berkelindan di lorong dan jalan raya Geylang, saya menyadari satu hal. Distrik ini entah bagaimana terlihat seksi dibandingkan dengan daerah populer Singapura lainnya seperti Orchard, Balestier Road, Bugis Street, Chinatown, ataupun area Merlion Park. Banyak bangunan tua bergaya Cina yang terawat dengan baik di Geylang. Bahkan dibandingkan dengan Chinatown, Geylang lebih “nyina”.

Di kanan-kiri jalan kita akan menemukan sejumlah tempat karaoke, tari telanjang, kasino, juga lapak para penjual obat kuat. Banyak juga toko sex toys di pinggir jalan, tentu dengan lampu kecil warna-warninya yang khas. Di etalasenya kita bisa melihat ada banyak dildo dalam berbagai warna, senter vagina, lingerie, obat kuat, viagra, juga vibrator. Tapi kalau mau mampir ke toko sex toys, sore aja ya, karena mereka tutup pagi-siang. Yang asyik, jalanan di Geylang bisa kita nikmati dengan jalan kaki saja.



Ayo pilih yang manaa.. Enggak ada foto laki tapi, ya.. Hihi

Sweet Affair, toko sex toys Geylang yang yoih banget
Kedai makanan Cina dan India juga banyak di sana. Sejenak kedai-kedai itu mengingatkan saya pada Ho Chi Minh City. Di kedai itulah banyak lelaki Cina berkumpul untuk minum bareng, sembari menonton pertandingan sepak bola di televisi. Riuh. Namun favorit saya adalah kedai Al Mufiz, restoran India halal yang harganya murah. Nasi Padang misalnya, cuma seharga Sin$ 2,5. Jauh dibandingkan dengan harga makanan pada umumnya di Singapura (perbandingannya, sebotol air mineral 600 mili di sana berharga Sin$ 1,8). Ini review soal makanan Al Mufiz yang yummy itu: Ketagihan Makan di Al Mufiz, Kedai India

Lelah, kami akhirnya singgah di kedai bertajuk Coffee Shop yang ada di ujung lorong 20, tempat kami menginap. Segelas kopi panas saya pesan, sembari melanjutkan pengamatan ke berbagai meja dan melamun. Lamunan saya terhenti saat pelayan yang orang Cina, memberi uang kembalian 30 sen pada saya. “Trimisiki,” ujarnya, sembari tersenyum ramah. Saya pun bengong sejenak. Terima kasih, maksudnya Cik?

Jika ingin ke Geylang, transportasinya cukup mudah. Dari Changi Airport, Anda bisa naik MRT. Transit dulu di stasiun Tanah Merah, lalu ambil jurusan Joo Koon sampai stasiun Aljunied ataupun Kallang. Saya sendiri karena menginap di Fragrance Hotel Ruby (ini lumayan lho, hotelnya. Bersih dan harganya terjangkau), turun di stasiun Aljunied. Lama perjalanannya sekitar 20 menit. Dari situ, saya jalan sekitar 8 menit sampai penginapan. Di depan lorong-lorong Geylang juga banyak bus kota dengan berbagai tujuan, misalnya Little India, Chinatown, maupun Bugis Street.

Comments

  1. Kucari-cari mana foto penulis yang ber-jeans belel dan kaos Nirvana hitam itu ya??
    tapi yang kutemukan malah foto mas Tri.. hahaha.
    lalu saya pun envy,, kenapa coba aku tak diajak hore-horean mencicipi "wisata" kayak begini kakak?? ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayok dedek Pesta, mari kita main bersamo. Ditraktir lebih seneng lagi eike ahahahaha

      Delete
    2. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  2. pernah nginep di daerah geylang 2 kali sama rombongan teman kantor yg juga pada bawa bocah2, tapi nyantai dan aman2 aja kok karena daerahnya gak seronok seperti daerah lokalisasi disini. suasananya alamiah seperti daerah biasa karena mereka gak celamitan dalam mencari pelanggan

    ReplyDelete
  3. Iya betul. Dan malah asyik karena daerah ini beda dengan kebanyakan daerah di Singapura :)

    ReplyDelete
  4. jika kita nginap di Hotel Tristar81 statsiun MRT mana yang lebih dekat? Paya Lebar atau Aljuneid? Terimakasih.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  19. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  21. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  23. VISIT (KUNJUNGI)
    http://bit.ly/2x1iSpV
    Software Cek Struktur Nama Merupakan Aplikasi Yang Mirip ARKAND SCS (Secret Codes Site) Tool Yang Digunakan Untuk Cek Struktur Nama Dan Tanggal Lahir Untuk Mengetahui Tingkat Kesuksesan Seseorang.
    Software Cek Struktur Nama Tidak Perlu Install, Langsung Bisa Dipakai, Support OS Windows 32 Dan Windows 62 Karena Merupakan Portabel.

    ReplyDelete
  24. Banyak juga org Philipine mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga tapi tiap minggu pura2 izin ke gereja padahal mereka dagang sez disana dan paling banyak di orchad road tiap hari minggu. Mereka gag segang datangin bule yg jalan sendirian kadang bule yg dtg dengan pasangannya sengaja di buat cemburu sama si Org Philippine itu.. nauzubila mindzalik!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts