Skip to main content

Posts

Featured

Bu Tejo yang Viral, Budaya Ngrasani, dan Identitas Perempuan

Wis lah yakin, bar iki mesti ono sing menganggap film Tilik seksis. Melabeli perempuan sebagai ratu ghibah, menjatuhkan sesama perempuan , dan gampang kemakan hoax . Itu yang melintas di pikiran saat saya nonton Tilik beberapa hari lalu. Tiba’e bener. Ada sejumlah tulisan yang mempersoalkan betapa film ini tak lepas dari stereotipifikasi yang menganggap perempuan lekat dengan hal-hal berbau gosip. Dan pikiran saya pun langsung gatel pengin ngulik pendapat itu. Trus apa lagi “cacat” konstruksinya bagi mereka? Bahwa budaya tilik itu selama ini dilakoni perempuan, karena: a) bojone kerja, jadi si bini yang menjenguk tetangga/kerabat yang sakit (larinya akan ke pembagian kerja berbasis gender); atau b) perempuan identik dengan tugas pengasuh dan perawat ( nurturing )? Aelah, haha. Membaca itu, saya sih senyum-senyum aja. Mengkritik mah bebas, ya, tapi kok lama-lama saya gelo. Dan lelah juga. Kenapa dalam beberapa produk –seperti film, pandangan seperti ini selalu dan selalu mengemuka,

Latest Posts

Kim Ji Young, Patriarki, dan Feminisme di Drama Korea

Kenapa Orang Jadi Aneh di IG?

Review Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald: Tanda Tanya Masa Lalu

Tentang Tri Suharman (I)

Menikah yang Tak Bikin Gerah

Akhirnya Sah Jadi Emak Dua Anak

Healing (II)

Healing (I)

Mengurus Paspor Zaman Now, Ribet atau Lebih Mudah?