Ramadan Day 1

Him: Kamu puasa kapan?
Me: Aku mah enggak puasa, kan lagi mens. Tapi keluargaku Rabu. Kan NU, hahaha.. Kamu kapan?
Him: Aku Rabu juga..
Me: Tapi aku mau lebarannya ikut Muhammadiyah. Biar cepet, hahahahaha
Him: Jangan gitu, dong. Kan harus konsisten..
Me: Ya bukannya gitu sih. Cuma kesel aja sih. Kadang orang lebih merasa sebagai NU atau Muhammadiyah dibanding muslim.

Setelah obrolan itu, saya mau enggak mau jadi kepikiran juga. Eh iya ya, jadi saya enggak konsisten ya? Hahaha.. Kata dia sebenarnya betul. Tapi ya pembelaan saya sesederhana itu. Saya cuma ingin sedikit nakal dengan mengambil pilihan berbeda dari saudara-saudara saya.

Keluarga besar saya NU. Saya pun dididik ala NU. Misalnya, saya membaca doa qunut, beberapa kali datang ke makam eyang untuk mendoakannya, saat Kamis malam membaca yasin atau tahlil untuk kirim doa ke eyang, dan setelah salat mengirim Al Fatihah ke almarhum eyang.

Keluarga kecil saya (Bapak, mami, Sofie, dan Alya), melakukan ritual ke-NU-an itu. Namun kami bukan "NU saklek" yang merasa kepercayaan mereka yang Muhammadiyah adalah salah. Kami menghormati pilihan mereka, sama seperti kami ingin pilihan kami dihormati. Walah yah sebenarnya, saya tidak merasa telah memilih menjadi NU.

Sejak kecil, saya terbiasa melihat para saudara saya yang NU luar dalam. Sebagian mereka bahkan aktif dalam Gerakan Pemuda Ansor dan perkumpulan Fatayat NU. Saya menghormati pilihan mereka kok. Namun memang terkadang rasanya agak gimana gitu saat pilihan saya dan bapak melaksanakan salat Idul Fitri pada hari yang ditentukan Muhammadiyah, dicibir.

Ada yang bilang, kalau sudah begitu (menghadapi pertentangan antara Muhammadiyah dengan NU), kembalilah ke Hadits dan Al Quran. Saya sih cuma senyum aja kalau ada yang bilang begitu. Hei, kalau bisa diselesaikan dengan itu, "perkubuan" ini enggak akan ada. Hahahaha..

Saya tahu ilmu agama saya masih cethek, dosa saya masih pol banyak. Dan saya hanya tahu, menjadi muslim adalah berbuat baik pada sesama, percaya pada Nya, salat yang baik, mengaji yang baik. Jadi monggo kalau kalian memilih NU atau Muhammadiyah. Yang penting enggak menganggap pilihan kalian yang paling sempurna dan benar, karena yang benar hanya milik Allah (subhanallah ukhti Vitri..).

Assalamualaikum!

Comments

Popular Posts