Tentang Saya dan 'Kembaran' Saya

"Hey, Liputan di mana? Bapak kangen kamu..". Itu isi SMS bapak untuk saya siang ini. Saya sampai tertegun memandangi layar di handphone.

Saya sangat dekat dengan Bapak. Dan saya tahu, Bapak bukan tipe orang yang bisa bilang kangen, sayang, atau hal semacam itu dengan lisan. Beliau biasanya mencurahkan semua sayangnya lewat perbuatan, mulai dari hal-hal kecil yang hampir selalu membuat saya merasa beruntung jadi putrinya.

Dan hari ini, saat Bapak tiba-tiba SMS saya seperti itu, apalagi sih yang bisa saya pikirkan selain pulang ke rumah dan memeluk dan menciumnya.. Saya kangen tidur dipeluk bapak lagi. Sungguh saya ikhlas, jika bangun-bangun perut saya udah penuh coret-coretan spidol, seperti yang dulu iseng dia lakukan pada saya jika tidur dengannya.

Kayaknya benar kata saudara-saudara saya. Saya ini manjanya kebangetan. Nggak tahu juga kenapa bisa begini. Nggak tahu juga apa yang udah dilakukan bapak-ibuk sampai membuat saya sedemikian manjanya pada mereka.

Dan mungkin benar kata teman-teman Bapak. Saya ini mirip banget sama bapak (bahkan gaya tulisan kami katanya mirip, hehe..). Makanya bisa lengket banget sama dia, dan nggak bisa lama-lama pisah. Ya saya juga dekat banget sama Ibuk (love you, Mom! Muah muah!). Tapi kedekatan saya dengan Bapak ini berbeda. Lebih kayak kedekatan antarsaudara kembar, hehe..

Saya dan Bapak sama-sama wartawan, sama-sama suka sepak bola, sama-sama suka MU, sama-sama suka traveling, sama-sama suka kisah epik wewayangan, sama-sama suka shopping, sama-sama suka baca buku, sama-sama suka kopi, sama-sama suka ngemil keripik pisang, sama-sama suka Peterpan dan lagu "Mungkin Nanti", sama-sama punya kebiasaan gigit kuku.. *sampe Ibuk kesel kalau lihat kami berdua sibuk gigitin kuku pas nonton bola. Heee

Bedanya, saya suka pink, dan bapak jijik warna itu. Huhehehe.. Dia bahkan ngancem langsung membuangnya ke sampah, jika saya nekat membelikannya benda berwarna pink. Parah banget tuh orang kalau udah nggak suka sama sesuatu. Oh ya, perbedaan kami lagi, Bapak itu dikenal orang sebagai sosok yang iseeeeeeng banget dan jahil setengah mati. Sementara saya nggak segitu maniaknya ngerjain orang.

Kalau sedang begini, saya cuma ingin pulang dan melepas kangen dengan mereka. Kadang saya berpikir, apakah sebaiknya saya meninggalkan Jakarta dan kembali bekerja di Semarang aja. Tapi kan saya belum jadi kuliah S2. Dan kata bapak, mending saya kuliah dulu aja di Jakarta, baru kemudian menimbang lagi akan tetap di sini atau pulang.

Aaaaah.. Nggak tahu saya, kenapa kayak gini. Daddy.....!! How could you do this to me, Daddyyyyy.. *mulai lebay

Btw, jadi inget adek saya, Alya. Hihihi.. Dia itu oknum yang membuat saya dan adek saya satunya lagi, Sofie, manggil Bapak dengan sebutan Daddy. Jadi ceritanya, Alya itu sejak SD suka gaya ngomong pakai English. Termasuk lah itu ngomong di rumah pake bahasa eng ing eng..

Nah, kebiasaan eng ing eng si Alya merembet ke cara manggilnya dia ke Bapak dan Ibuk. "Hai, Mommy! Hai Daddy!" begitu si kecil Alya dulu hobi manggil sebeh-semeh kalau pulang sekolah. Saya dan Sofie sih hobinya ngolok-olok si Alya. Suka manggil Bapak-Ibuk pakai nada suaranya Alya yang centil. Eh malah kebawa sampai sekarang. Huehehehe

Ah.. Benar-benar nggak sabar pulang rasanya. Pengin buru-buru bergabung ke markas The Amirs dan menggila lagi dengan mereka. Cepet datang dong, 18 November! Saya sudah kangen berat nih!

Comments

Popular Posts