Dark Knight Rises: Penutup yang Lezat dari Trilogi Batman


Gotham City dalam bahaya. Gara-garanya, seorang antikapitalis sinting bernama Bane (Tom Hardy) mengaktifkan alat pemusnah massal di salah satu sudut kota itu. Parahnya, Batman (Christian Bale) yang digadang-gadang warga kota itu untuk berhadapan vis a vis dengan Bane, malah ditawan di tempat nun jauh di sana. Bisakah Batman meringkus Bane dan menyelamatkan kotanya?

Sesuai kesepakatan dengan partner in crime saya, Nindy, saya memutuskan enggak menyuguhkan spoiler dalam resensi. Soalnya memang film garapan Christopher Nolan ini lumayan suprising sepanjang film. Nonton film pamungkas dari trilogi Batman, kita seperti jalan di sebuah tempat tanpa cahaya. Penuh kejutan!

Well, setengah jam pertama film berdurasi 2 jam 45 menit memang agak membosankan. Penuturan Nolan kurang taktis dan cenderung lamban. Untung saja (ehm) Christian Bale di film ini tambah ganteng. Nggak heran kalau saya sepanjang film beberapa kali menahan nafas demi menikmati karisma dan keseksiannya.

Ya ya ya, saya akui kalau saya salah fokus menonton film ini. Bale benar-benar cocok memerankan miliarder Bruce Wayne yang punya segalanya kecuali cinta. Kalau istilah teman saya Gusti, Bruce Wayne-nya galau akut. Gimana enggak galau kalau dia ditinggal mati bininya, Rachel, dan sampai delapan tahun kemudian, masih murung melulu tampangnya.

Nah dalam film ini, kegalauan Bruce diuji oleh dua perempuan misterius: Miranda Tate (Marion Cotillard) dan Selina Kyle alias Cat Woman (Anne Hathaway). Mengenai siapa Miranda dan Selina, dan perannya dalam film ini, lihat sendiri aja lah, ya. Ntar dikira saya nyodorin spoiler, lagi.

Intinya saya suka plot yang dibangun Nolan dalam film ini. Kombinasi antara action dan dramanya pas banget. Yang disayangkan adalah adegan gebuk-gebukan di film ini, terutama antara Batman lawan Bane, sama sekali enggak seru! Jauh lah, dibanding The Raid (ya iyalaaah..). Udah gitu, suara gebukannya sering muncul telat. Annoying gitu jadinya :’(



Oh ya, soal acting, banyak yang nggak suka dengan cara Hathaway membawakan peran Cat Woman. Tapi entah kenapa saya suka. Walau dia tampak kurang licik, ya. Hathaway sedikit lebih baik dibandingkan Marion Cottilard yang terlalu datar memerankan Miranda. Sayang banget, lho. Padahal peran Miranda kan penting banget di film ini.

Untuk peran Bane yang dibawakan Tom Hardy, umm, frankly i said, dia masih jauh di bawah kebengisan Joker (almarhum Heath Ledger). Apalagi mukanya Bane ditutupin alat apalah gitu, yang bikin wajah gantengnya Tom Hardy nggak bisa terlalu main ekspresi. Meski begitu, Hardy tetap sukses membawakan karakter Bane yang tanpa ampun, penuh amarah, dan menakutkan. Suaranya itu lho, bikin keder banget..

Christian Bale sendiri tampil baik. Dia bisa menunjukkan perasaannya yang kompleks, lewat tatapan mata dan mimik wajah. Joseph Gordon Levitt juga sama okenya. Di sini dia memerankan John Blake, polisi baik hati yang percaya banget pada Batman. Saking okenya gaya JGL di film ini, saya sempat lupa dia sempat jadi cowok galau di 500 Days of Summer. Hehehe

Tapi apapun itu, itikad Nolan untuk membungkus trilogi ini dengan manis, patut diacungi jempol. Bisa dibilang dia tahu cara meningkatkan ketegangan dari perempat pertama film, dan menjaga ritmenya sampai hampir rampung.

Cuma yaaaah –spoiler dikit ya- adegan baku hantamnya Batman dengan Bane di penghujung film sangat antiklimaks. Kentang! Hahaha.. Kendaraan dan senjata Batman juga biasa aja. Nggak sampai bikin terkagum-kagum. Mungkin Nolan sengaja enggak bikin alat yang terlalu futuristik karena bakal bikin filmnya nggak rasional.

Salah satu adegan favorit saya –oke spoiler satu lagi- dari film ini adalah saat ada pertandingan rugby di Gotham City, yang jadi titik tolak invasi geng jahatnya Bane ke kota yang mirip Manhattan tersebut. Anjir, paduan antara shoot dan musiknya pas banget. Beneran membuat saya nggak bergerak di kursi bioskop, dan gigit kuku saking deg-degannya.

Cara Nolan mengakhiri film lumayan. Happy endinglah, mirip adegan penutupnya Mission Impossible 4. Pada akhir film kita sekaligus dibisiki Nolan soal siapa sosok Robin, duet mautnya si Batman. Jreng jreng jreeeeng..

Comments

Post a Comment

Popular Posts