The Unfinished Feelings (Would) Stay Unfinished

Itu kata teman saya, sebut saja Dina, sore tadi. Dina sudah punya pacar yang nyaris sempurna. Panggil saja Rizal. Dina sangat sayang Rizal, demikian juga sebaliknya. Masalahnya, Dina sampai sekarang masih belum berhenti naksir seorang cowo yang- sebut saja bernama Adi. Katakanlah itu rasa penasaran, karena Dina merasa Adi kerap memberi perhatian lebih padanya. Tapi akhirnya beberapa waktu lalu, Adi menegaskan pada Dina, dia tidak pernah naksir Dina.

Pada satu waktu
"Dia beberapa kali mengajakku keluar. Memang enggak pernah pegang-pegang aku, tapi dia satu kali pernah menggandengku.." kata Dina.

Waktu yang lain
"Gue enggak naksir dia, kok. Lagian dia udah punya cowo yang sempurna, kenapa masih gitu ke gue sih? Kalau gue ngajak dia keluar bareng (aww keluar bareng, kata saya dalam hati *salahfokus*) kan wajar. Kayak sekarang ini kan kita keluar bareng," kata Rizal.

Lain waktu
"Enggak ada apa-apa, dia tiba-tiba telpon aku, dong.. Coba deh.." ujar Dina.

Di tempat lain
"Beneran gue enggak pernah ada apa-apa sama dia.." ujar Rizal.

Lalu sore ini
"Kami udah ngobrol. Dia bilang memang enggak pernah ada apa-apa sama aku. Dia bilang mungkin dia sering enggak sadar kasih harapan ke cewek. Dia juga bilang gandengan tangan yang dulu itu enggak ada maksud apa-apa.." jelas Dina. "Lalu aku harus gimana biar bisa lupain dia? Kalau besok-besok dia baik banget lagi ke aku gimana.."

Bukan sekarang saja saya dapat cerita seperti ini dari teman, entah cowok ataupun cewek. Kadang memang sikap baik kita disalahartikan orang. Dan sedihnya, ada banyak cowok yang seolah tidak keberatan jika sikap baiknya disalahartikan. "Urusan dia mau suka atau enggak ke gue. Yang penting guenya enggak kasih harapan apa-apa.." kata seseorang suatu malam. Ah!

Saya enggak bisa bilang hal keren ke Dina. Saya hanya menyarankan dia untuk nonton Hari untuk Amanda. Banyak orang, entah itu kamu, saya, mungkin pernah jadi Amanda yang punya Hari dan Dody. Atau kamu mungkin adalah Hari? Atau Dody?

"Din, kamu mau terus-terusan berharap sama orang yang enggak bisa kasih kamu harapan? Yang enggak bisa dipegang, yang ora iso dicekel buntute (enggak bisa dipegang "ekor"-nya)? Yang selalu bilang "Lihat aja nanti!" ke kamu yang katanya disayanginya?

Din, Adi mungkin bikin kamu senang, karena dia orang yang kamu inginkan. Tapi sama Adi, kamu enggak akan ke mana-mana. Karena buat dia selalu ada hal yang lebih seru selain settle down sama kamu. Sedangkan sama Rizal, kamu jadi tahu apa yang kamu butuhin, enggak cuma apa yang kamu pengin.." kata saya.

Saya tahu saya sok bijak. Saya tahu saya sebenarnya ingin bilang "Dina, bakal sulit dan butuh waktu lama untuk kamu ngelupain Adi..". Tapi semua akan baik-baik saja seiring waktu. Kita memang enggak pernah bisa berhenti menyayangi seseorang. Yang bisa kita lakukan adalah belajar hidup tanpa dia :)

Btw, saya jadi kangen pacar saya. Hehehehe

Comments

  1. kalo suka banget sama orang lain pas lagi punya pacar, jangan-jangan emang ga sesayang itu ama si pacar. terus sialnya yang orang disuka ternyata ga suka balik, ya tinggalin aja dua-duanya. ada 7 miliar manusia di dunia, masa ga ada yang mau sama kita. patah hati mewek-mewek dikit seminggu-dua minggu, abis itu dunia pasti tampak lebih cerah. asalkan kita sudah jatuh cinta banget sama diri sendiri dulu :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts